Cheng Yu Pilihan Ketua Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Jawa Tengah Bambang Wuragil Untung: Tian Ke Lian Jian

Cheng Yu Pilihan Ketua Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Jawa Tengah Bambang Wuragil Untung: Tian Ke Lian Jian

Cheng Yu Pilihan Ketua Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Jawa Tengah Bambang Wuragil Untung: Tian Ke Lian Jian-HARIAN DISWAY-Dokumen Pribadi

Bambang Wuragil Untung yakin, "Hidup adalah belas kasih Tuhan semata." Kapanpun dan di manapun, "天可怜见" (Tiān kě lián jiàn): Tuhan memberkati dan mengasihi. Ketua Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Jawa Tengah itu mungkin ingin mengajak kita untuk selalu positive thinking. Tidak boleh suuzan pada apapun yang diberikan Sang Pencipta kepada kita.

Misalnya, ketika dihadapkan dengan suatu hal yang menurut kita sangat tidak mengenakkan, bisa jadi ini merupakan cara Tuhan untuk menghindarkan kita dari suatu permasalahan. Atau, tidak menutup kemungkinan juga untuk menguji kita sebelum mengaruniakan kebaikan demi kebaikan. Sebab, sebagaimana dibilang pepatah Tiongkok, "好事多妨" (hǎo shì duō fáng): segala yang baik, banyak cobaannya.

BACA JUGA:Cheng Yu Pilihan Ketua Kadin Jawa Tengah Arnaz Agung Andrarasmara: Zhi Zu Zhi Zhi

Tak masalah. Yang pasti, kasih Tuhan, dengan beragam bentuknya, akan memayungi kita sepanjang perjalanan kehidupan; memberi kekuatan saat kita lemah, memberi harapan saat kita putus asa, memberi peringatan saat kita mulai congkak. 

Tentu, kasih sayang Tuhan bisa hadir dengan pelbagai cara. Bahkan, meminjam bahasa Alquran, "min haitsu laa yahtasib" (dari arah yang tak diduga-duga). Makanya, dengan menyadari kehadiran Tuhan dalam setiap aspek kehidupan, kita akan dapat memahami bahwa ada makna mendalam di balik setiap tantangan dan kebahagiaan yang kita alami. "Everything happens for a reason," kata wejangan londo yang Anda sudah hafal semua.

BACA JUGA:Cheng Yu Pilihan Ketua Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI) Jawa Tengah Gouw Andy Siswanto: Yi Shi Yi Jia

Namun demikian, sebagai makhkuk sosial yang bisa hidup hanya karena kasih-Nya, agaknya tak patut bagi kita bila tidak menjadikan hidup sebagai kesempatan untuk berbagi kasih kepada sesama. Melalui tindakan-tindakan luhur kita kepada yang lain, kita bisa menjadi wasilah (perantara) kasih sayang Tuhan yang mungkin tidak disampaikan langsung kepada penerimanya. 

Terlebih, sebagaimana dipetuahkan Chuang Tzu, filsuf penerus Founder Taoisme Lao Tzu, kita memang mesti menjadi manusia yang "相濡以沫" (xiāng rú yǐ mò): saling menolong, saling menguatkan, saling menjaga di saat kesusahan. Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: