Mahasiswa Universitas Nusa Cendana Kupang Juara 1 KDMI 2024 Divisi B

Rabu 24-07-2024,21:47 WIB
Reporter : Michael Fredy Yacob
Editor : Noor Arief Prasetyo

Apriani Virgina Eflin Kulla Dangga dan Gledys berhasil membuktikan kepada masyarakat di Indonesia Timur bahwa mereka bisa bersaing dengan mahasiswa di provinsi lain. Kampus tempat mereka menuntut ilmu mampu bersaing dengan kampus-kampus ternama di Indonesia yang ada di pulau Jawa.

----------------------

TANGISAN Apriani pecah setelah mendengar pengumuman yang dibacakan tim juri inti Kompetisi Debat Mahasiswa Indonesia (KDMI) 2024 di Universitas Ciputra. Universitas Nusa Cendana Kupang ditetapkan sebagai juara satu KDMI 2024 divisi B.

Sambil menangis, Apriani memeluk Gledys yang berada tepat di sampingnya.

Di atas panggung Ciputra Hall, mahasiswi semester 7 jurusan Ilmu Komunikasi itu pun dengan bangga mengangkat nama kampusnya yang dibawanya sejak awal. Seolah menunjukkan bahwa kualitas kampus dari Indonesia Timur juga baik. Tidak kalah dengan kampus-kampus ternama di Tanah Air.

Divisi B dalam kompetisi tersebut diperuntukkan bagi para pendebat pemula. Mini m jam terbang. Seperti Apriani dan Gledys. Ini pengalaman pertama mereka mengikuti kompetisi debat. Keduanya bisa sampai di kompetisi debat nasional bermula dari seleksi di tingkat program studi (Prodi).

 BACA JUGA: Universitas Telkom, Juara Kompetisi Debat Mahasiswa Indonesia (KDMI) 2024

“Puji Tuhan, di tingkat prodi, tim saya keluar jadi pemenang. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik punya lima prodi. Saya juga keluar menjadi pembicara terbaik. Saya diduetkan dengan perwakilan Ilmu Administrasi yang menjadi juara duanya,” katanya kepada Harian Disway, Minggu 21 Juli 2024.

Keduanya kembali mengikuti seleksi di tingkat universitas. Di tingkat universitas, FISIP dan Fakultas Hukum yang menang. Apriani pun dipasangkan dengan Gledys dari Fakultas Hukum. Mereka pun melanjutkan seleksi ke tingkat Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) XV-NTT.

“LLDIKTI tempat kami dapat kuota tiga kampus untuk maju di tingkat nasional,” kata Apriani.

Berbagai lawan berat sebenarnya sudah dihadapi . Mulailah seleksi nasional. Daerahnya masuk dalam wilayah 3. Bergabung dengan Sulawesi, Bali, NTT, NTB, dan Jatim. Beberapa kampus ternama pun pernah dihadapi dalam seleksi tingkat regional.

BACA JUGA: Universitas Ciputra Sukses Gelar KDMI 2024, Berikut Daftar Para Jawara!

“Kami pernah ketemu kampus seperti Universitas Brawijaya (UB) dan Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar di tingkat wilayah. Memang berat banget. Tapi, di situ kami terlatih. Serta menjadi penyemangat kami untuk bisa lebih baik,” kata Apriani.

Dia dan Gledys pun punya prinsip utama: tidak masalah kalah, asalkan jangan malu-maluin. Itulah yang membuat mereka berlatih dengan serius. Mereka tidak mau malu di depan peserta lain. Juga tidak mau buat malu kampus yang telah mengutus ke lomba debat itu.

“Tidak ada bayangan untuk bisa menang. Bisa lolos sampai perempat final pun sudah luar biasa. Awalnya begitu kami berpikir. Tapi kok kami lolos terus sampai final. Eh nggak diduga-duga , kami menang di divisi B,” ucapnya.

Sebenarnya, di babak penyisihan, timnya lolos masuk ke divisi A. Namun, mereka masih sangat pemula. Belum sanggup melawan tim-tim yang sudah tinggi jam terbangnya. “Kami juga mengukur kemampuan. Kami putuskan untuk masuk divisi B saja. Peluang menangnya besar,” katanya sambil tersenyum.

 BACA JUGA: Berbekal Pengalaman di Spanyol, Tim Universitas Airlangga Optimistis Raih Juara di KDMI 2024

Di sisi lain, kata Apriani, kedatangannya ke Surabaya tidak hanya mewakili pribadi dan kampus. Tetapi, sebagai anak Nusa Tenggara Timur (NTT). Daerah yang masuk kategori 3T (Tertinggal, Terdepan , dan Terluar).

“Gledys punya pengalaman debat di tingkat SMA. Saya pun sama. Hanya bermodal itu, kami   mencoba menunjukkan ke masyarakat Indonesia, bahwa NTT bisa. Punya kompetensi yang sama dengan anak-anak di provinsi lain. Walau di lihat dari luar kami sangat tertinggal,” tegas dia.

Baginya, tinggal di daerah 3T itu menjadi suatu kebanggaan. Karena, dapat membentuk mental yang tangguh. “Tidak bermental mencari yang mudah-mudah saja. Karena kita sudah mengetahui bahwa sekitar kita itu sudah tidak berpihak dengan kita. Itu membuat saya harus kerja keras dua kali lipat,” ucap Apriani.

Begitu juga dengan Gledys. Bukan kemenangan yang ingin dia raih dalam KDMI itu. Tujuan utamanya adalah mengajak generasi muda di daerahnya untuk berani. Berani keluar. Berani memberikan gagasan. Berani melangkah keluar dari zona nyaman. “Jangan minder. Belum tentu kita kalah. Bertarung saja dulu. Masalah menang atau kalah, itu terakhir,” ucapnya. (*)

Kategori :