HARIAN DISWAY - Wakil Ketua Dewan Pertimbangan (Wantim) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Zainut Tauhid pada Senin, 29 Juli 2024 menyarankan agar masa tinggal jemaah haji lansia dan risiko kesehatan tinggi diperpendek untuk menekan peluang kematian jemaah saat haji.
Ia menyarankan solusi tersebut karena pihaknya menilai bahwa jemaah haji Indonesia masih banyak yang wafat di Tanah Suci semasa melakukan ibadah haji. Terlebih lagi bagi jemaah haji lansia dan yang memiliki risiko kesehatan tinggi (risti).
Lebih lanjut, pria yang bernama lengkap Zainut Tauhid Sa’adi itu memaparkan bagaimana strategi pengurangan masa tinggal jemaah haji yang dapat dilakukan pemerintah untuk menekan risiko kematian yang dimaksud.
BACA JUGA:MUI Fatwakan Dana Haji Haram: Minta Pemerintah Perbaiki Aturan yang Berlaku
Zainut menyarankan agar para jemaah lansia dan risti yang semula memiliki masa tinggal di Tanah Suci sama seperti jemaah yang lain, yakni 40 hari. Akan tetapi, jangka waktu tersebut dapat dipangkas menjadi 10-15 hari saja.
Menurut MUI, ini merupakan salah satu solusi yang ditujukan untuk menjaga keselamatan jemaah haji.
"Dengan diperpendek masa tinggalnya, jemaah haji lansia dan risti akan terhindar dari faktor kelelahan. Di samping itu, juga akan lebih memudahkan kontrol kesehatan mereka sehingga dapat mengurangi risiko kematian,” terang Politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini.
BACA JUGA:Innalilahi, 33 Jemaah Haji Jawa Timur Wafat di Tanah Suci
Adapun Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Kementerian Agama mencatat bahwa ada 461 jemaah haji Indonesia yang wafat di Arab Saudi pada musim haji 1445 H/2024 tahun ini. Dari total tersebut, 441 orang merupakan jemaah haji reguler dan 20 sisanya dari jemaah haji khusus.
Para tamu Allah itu wafat di beberapa titik wilayah Saudi, seperti Makkah, Arafah, Madinah, Mina, serta Jeddah. Mayoritas dari jemaah tersebut berusia 71 tahun ke atas, yakni dengan total 207 orang.
Sedangkan untuk rentang di bawahnya, seperti usia 61-70 diketahui ada 149 orang, rentang usia 51-60 ada 85 orang, dan rentang usia 31-50 ada 20 orang.
Sebenarnya, total jemaah haji yang wafat di Saudi tahun ini mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun lalu yang menyentuh hingga angka 775 jiwa. Akan tetapi, MUI nampaknya menginginkan perbaikan lagi untuk mengurangi total angka kematian tersebut.
Petugas Bandara Juanda Surabaya membantu salah seorang Jemaah Haji kloter 106. Musim haji 2024 selesai ditandai dengan kepulangan kloter akhir Jatim-Kemenhub-
"Menurut hemat kami angka kematian 461 orang jemaah haji masih terlalu tinggi, dan kami berharap tahun depan masih bisa ditekan lebih kecil,” ungkap mantan Wakil Menteri Agama ini.
Di sisi lain, banyak pihak yang merasa bahwa pelaksanaan haji tahun ini sudah berjalan lancar, meskipun tetap ada beberapa kekurangan di dalamnya.