Dilanjut: ”Itu anak yang saya didik dari kecil, yang saya rawat dari kecil, Muhammad Rizky Rudiana. Demi Allah, tujuh turunan saya mati semua kalau saya bohong.”
Itulah kemunculan kali pertama Rudiana ke publik sejak kasus ini dihebohkan lagi Mei 2024, saat film berjudul Vina, Sebelum 7 Hari beredar di bioskop sejak 8 Mei 2024. Sebelumnya, Rudiana menghilang. Dicari wartawan ke mana pun tidak ketemu. Sekali muncul, ia malah mengomentari hal yang mustahil.
Bahwa Eky meninggal sudah jelas. Teman akrabnya, Fransiskus Marbun, 25, melalui akun YouTube Dedi Mulyadi, tayang Rabu, 24 Juli 2024, mengatakan: ”Saya melihat sendiri jenazah Eky dimandikan di rumah sakit. Jadi, kalau dikatakan Eky masih hidup, itu bohong besar.”
Fransiskus bahkan menjelaskan hal negatif: ”Almarhum Eky dulu emang berani orangnya. Dalam arti, ia nyetir motor itu ugal-ugalan di jalan. Nyalinya gede. Saya pernah dibonceng, sampai ketakutan, karena kenceng ugal-ugalan.”
Sedangkan, Rudiana di konferensi pers itu ditanya Hotman Paris, apakah Rudiana ikhlas seandainya makam Eky dibongkar penyidik untuk penyelidikan lebih lanjut? Dijawab Rudiana begini:
”Meski hal itu berat bagi saya, tapi kalau penyidik menghendaki hal itu untuk penyidikan lebih lanjut, maka saya ikhlaskan. Silakan makam anak saya dibongkar untuk penelitian jenazah.”
Tapi, ketika Hotman bertanya, seberapa yakin Rudiana terhadap keterlibatan Pegi Setiawan dalam pembunuhan Vina dan Eky? Dijawab begini:
”Keyakinan tentunya di penyidik.”
Hotman Paris kemudian mendesak dengan menegaskan, pertanyaannya untuk pribadi Iptu Rudiana sebagai ayah korban, bukan sebagai penyidik awal kasus ini.
Rudiana: ”Bicara keyakinan, yang saya tahu hanya nama-nama yang disebutkan oleh penyidik. Kemudian, urusan pengembangan ada di penyidik. Jadi, mungkin penyidik yang lebih jelas menjawab.”
Pertanyaan tidak terjawab. Tentu tidak terjawab. Sebab, Pegi sudah dinyatakan dalam vonis sidang praperadilan Pengadilan Negeri Bandung bahwa Pegi bebas murni.
Perkembangan kasus ini melantur ke mana-mana. Dikomentari siapa saja via medsos. Spekulasi liar beredar. Bahkan, mengungkap kengerian proses penyidikan awal kasus ini. Sampai ada terpidana yang mengaku bahwa ia disiksa penyidik. Sangat sadis. Mengerikan.
Hal itu diungkap di podcast antara pakar psikologi forensik dari Universitas Indonesia Reza Indragiri Amriel dan Asep Kusnadi, ayah salah seorang terpidana seumur hidup Rivaldi Aditia Wardana. Asep di wawancara itu didampingi pengacaranya, Widyaningsih. Podcast itu tayang di YouTube akun Diskursusnet, Selasa, 30 Juli 2024. Isinya mengerikan.
Di sana Indragiri bertanya ke Asep tentang anaknya, terpidana Rivaldi. Seketika, Asep mengepalkan tangan. Ia kelihatan emosi. Sampai-sampai, Indragiri menawarkan, jika Asep merasa emosional, sebaiknya wawancara dihentikan. Beberapa detik kemudian, Asep bisa menguasai diri, ia lalu menyatakan siap diwawancarai.
Di situ Asep menceritakan anaknya disiksa penyidik Polres Cirebon, saat penyidikan perkara itu, dulu. Ia cerita sambil terisak-isak.
Asep: ”Waktu kejadian itu, waduh… Saya kayak runtuhnya gunung, Pak. Masya Allah benar enggak ini, saya bilang. Karena, saya tahunya dari internet Pak, kejadian itu.”