Anak Dibanting Pemilik Daycare di Depok

Sabtu 03-08-2024,19:33 WIB
Oleh: Djono W. Oesman

Balita ditendang dan dibanting. Itulah sebab pemilik daycare Wensen School di Depok, Meita Irianty, 28, jadi tersangka. Diungkap polisi, Meita menganiaya dua anak di sana. Bocah MK, 2, dipukuli, ditendang tersungkur. Bayi HW, 9 bulan, dibanting sampai tulang kaki melenceng.

DAYCARE jadi tren baru sejak satu dekade ini. Pasutri perkotaan yang sama-sama bekerja tidak lagi menitipkan anak-anak mereka ke ortu atau kakek-nenek si bocah. Tetapi ke daycare. Penitipan sekaligus sarana sosialisasi anak. Praktis dan efisien.

Namun, itu berisiko. Jika sial, salah pilih daycare, terjadilah seperti kasus di Cimanggis, Depok, Jabar, itu. Pemilik daycare itu sendiri yang diduga melakukan penganiayaan berat. Pastinya kasus tersebut membuat galau para ortu konsumen daycare.

BACA JUGA: Korban Kekerasan di Daycare Depok Didampingi Kementerian PPPA

Kapolres Metro Depok Kombes Arya Perdana pada jumpa pers di Mapolres Metro Depok, Kamis, 1 Agustus 2024, menjelaskan kronologi kejadian kasus itu, begini:

Senin siang, 29 Juli 2024, Rizki Dwi Utari, 28, melaporkan Meita ke Polres Depok. Laporan tercatat nomor LP/B/1530/VII/2024/SPKT/POLRES METRO DEPOK/POLDA METRO JAYA. Tuduhan: Meita menganiaya anak Utari, MK, 2, dengan cara dipukuli kepalanya, ditendang perutnya sampai terjengkang.

Polisi menyelidiki laporan tersebut. Beberapa saksi diperiksa. Dan, terpenting, polisi mendapatkan rekaman kamera CCTV yang merekam kejadian yang dilaporkan. Ternyata ada rekamannya. Milik daycare itu karena kejadian di area dalam gedung tersebut. CCTV tersebut didapat dari ibunda korban. Kejadian berdasar CCTV, begini:

BACA JUGA: Siksa Balita, Pemilik Daycare Wensen Depok Mengaku Khilaf

Senin pagi, 10 Juli 2024. Lokasi: Daycare Wensen School di wilayah Harjamukti, Cimanggis, Depok. Di dalam ruangan. Terjadilah itu.

Dwi Utari kepada wartawan: ”Anak saya (MK) mendapatkan kekerasan oleh dia (Meita) berupa pemukulan di beberapa bagian tubuh. Lalu, ditendang perutnya sampai dia jatuh sampai dia tersungkur. Lalu, ditusuk gunting di bagian punggung,” 

Dilanjut: ”Bukti itu cocok dengan bukti yang saya punya karena kondisi anak saya sudah saya foto. Yaitu, memar-memar di badan anak saya setelah dia pulang dari daycare. Saat anak saya pulang, badannya demam. Makanya, saya cek.”

BACA JUGA: Sambut Hari Kartini, Hutama Karya Resmikan Fasilitas Daycare Untuk Karyawan

Hal itu dikonfirmasi Utari ke pihak daycare. Dijawab pemilik daycare, Meita, bahwa tidak terjadi apa-apa pada MK selama berada di daycare. Utari percaya terhadap jawaban tersebut. Dia pulang. Tapi, dia tetap mencari tahu penyebab aneka memar di tubuh MK. Tidak ketemu.

Utari: ”Jadi, kami bawa anak saya ke dokter di rumah sakit. Dokter melakukan skrining sampai ke cek lab dan tes darah. Hasilnya, semuanya bagus.”

Tapi, Utari merasakan bahwa MK berubah perilaku. Sering ketakutan. Terutama, MK takut ketika diantarkan masuk daycare. Itu membuat Utari nekat mengonfirmasi lagi. Kali ini dengan meminta rekaman CCTV. rekaman dibawa pulang, dipelajari. Ternyata penganiayaan itu jelas di CCTV.

Kategori :