Dengan reputasi Paris dengan kasus pencurian yang tinggi, biasanya dompet atau paspor akan dibuang di tong sampah. Jika ditemukan, biasanya petugas kebersihan akan melaporkan dalam beberapa hari.
"Saya akan lebih dulu melaporkan secara resmi ke pimpinan saya di PBSI," kata Armand. "Uang itu dikumpulkan dan dititipkan ke saya. Ini juga sebagian besar karena kelalaian saya. Maka, saya siap bertanggung jawab untuk mengganti kehilangan tersebut," lanjut putra Ketua Harian PP PBSI Alex Tirta tersebut.
PBSI kerampokan di Paris, uang atlet dan ofisial Rp 950 juta raib. Foto: Armand Darmadji (kanan, belakang) bersama para pemain di Chambly, Prancis. -der-PP PBSI
Paris memang terkenal tidak aman. Sudah banyak atlet dan ofisial yang menjadi korban kejahatan. Sebelum Olimpiade berlangsung, legenda sepak bola Brazil Zico juga dirampok.
BACA JUGA:Benarkah Aplikasi Olimpiade Paris 2024 Menyadap Penggunanya? Ini Jawaban IOC
BACA JUGA:Banyak Atlet Tak Betah Tinggal di Desa Olimpiade, Pilih Pindah ke Hotel
Waktu itu, ia baru keluar dari mobil dan menuju taksi. Ia duduk di jok belakang, dan menaruh tas di kakinya. Tiba-tiba, ada dua orang yang mendekati taksinya. Satu orang mengalihkan perhatian sang supir. Satu lagi membuka pintu belakang dan menjambret tas Zico.
Pria yang berada di Paris sebagai bagian dari delegasi Brasil di Olimpiade Paris 2024 itu menderita kerugian lumayan besar. Antara lain, jam tangan Rolex, kalung berlian, dan uang tunai senilai EUR 500 ribu. Atau setara Rp 8,8 miliar.
Tindak kriminalitas lain dilaporkan oleh timnas sepak bola Argentina. Pelatih Javier Mascherano mengeluhkan bahwa tempat latihan timnya dirampok sebelum pertandingan melawan Maroko di penyisihan grup.
"Saat aku dan para pemain pergi berlatih, para pelaku beraksi di tempat pengingapan kami," ungkap Javier Mascherano laga.
Apakah ini kejahatan random, atau memang sudah diorkestrasi dengan sangat sempurna? (*)