Banyak Atlet Tak Betah Tinggal di Desa Olimpiade, Pilih Pindah ke Hotel
Tampak Luar Desa Olimpiade Paris 2024--getty images
HARIAN DISWAY - Para atlet yang tinggal di Desa Olimpiade, Paris, banyak yang tak betah. Mereka memilih hengkang dari permukiman sempit tersebut. Tentu saja, lebih memilih tinggal di hotel yang lebih nyaman.
Dalam wawancara baru-baru ini dengan NBC News, para atlet Olimpiade dari tahun-tahun sebelumnya mengatakan bahwa kamar yang disediakan cenderung sempit. Perenang terbaik dunia abad ke-20 Mark Spitz mendefinisikannya sebagai “tampilan IKEA berbiaya rendah”
Olimpiade Paris 2024 pun demikian. Kamar para atlet yang didesain dengan memperhatikan kesadaran iklim dan jejak karbon yang relatif rendah justru terkesan sederhana.
BACA JUGA:IOC Tolak Coret Israel dari Olimpiade Paris 2024, Atlet Israel Malah Dapat Fasilitas Tambahan!
BACA JUGA:Seragam Gratis untuk Atlet: Dukungan dari IOC dan WFSGI di Olimpiade Paris 2024
Para atlet yang tinggal di pemukiman tersebut harus tidur di ranjang daur ulang berbahan karton. Tidak ada pendingin udara atau AC yang dipasang di kamar-kamar atlet. Meskipun beberapa dari mereka berinisiatif membawa AC portabel mereka sendiri.
Dalam sebuah unggahan video di platform TikTok, bintang tenis dari Amerika Serikat Coco Gauff memperlihatkan ruang sempit yang digunakan untuk merias diri dan tempat tinggal selama Olimpiade tersebut kepada penggemarnya.
Video itu hanya berdurasi 7 detik. Namun sukses mendapatkan perhatian dari warganet.
Bahkan, Gauff menyertakan efek suara teriakan yang diambil dari cuplikan film horor Pearl dan Hereditary dalam video tersebut.
BACA JUGA:Terhenti di Teahupo'o! Mimpi Emas Rio Waida Pupus di Babak Kedua Olimpiade
BACA JUGA:Prabowo Lobi Agar Pencak Silat Masuk Olimpiade
Tentu, hal itu membuat penonton semakin tercengang. Apalagi, dengan adanya overlay yang menuliskan “10 gadis, dua kamar mandi.”
Tanggapan beragam diberikan pengguna platform media sosial TikTok. Salah satunya mengatakan “Saya akan memilih menginap di hotel,”.
Lantas Gauff membalas dengan memberitahukan bahwa “Semua atlet perempuan dari cabang olahraga tenis, pindah ke hotel, kecuali saya. Jadi sekarang hanya ada 5 orang perempuan dan dua kamar mandi.”
Pada balasan komentar lainnya, Gauff menjelaskan lebih lanjut “Teman sekamar saya sangat santai”
Kondisi kamar yang sempit itulah yang menjadi alasan para atlet tenis tersebut meninggalkan permukiman Desa Olimpiade. Padahal, area tidur minimalis merupakan sebuah tradisi lama di Desa Olimpiade.
BACA JUGA:Prancis Minta Maaf atas Parodi The Last Supper di Opening Ceremony Olimpiade, Tapi Ngeles Begini
BACA JUGA:Bukan Amerika, Korsel Puncaki Klasemen Sementara Olimpiade Paris 2024!
Komentar lain pada video tersebut menelisik lebih dalam. Yakni dengan menanyakan bagaimana Gauff bisa tidur nyaman dengan ranjang berbahan karton tersebut.
“Tim panahan meminjamkan saya alas kasur” jawab Gauff dengan yakin. Bahwa ia bisa mengatasi permasalahan yang banyak dikeluhkan oleh atlet lain.
Namun, di sisi lain, Gauff cukup menikmati semua fasilitas di Desa Olimpiade. Mulai dari pelayanan makanan yang tak pernah telat hingga sesi nongkrong dadakan. “Saya memilih tinggal di pemukiman ini demi pengalaman berharga itu,” imbuh Gauff dalam balasan komentar TikTok.
Tidak sendirian, atlet dari Amerika Serikat Simone Biles juga mengeluhkan hal yang sama. Dalam unggahan video di akun TikTok miliknya, banyak penggemar yang menanyakan mengenai kondisi di Desa Olimpiade.
BACA JUGA:Bertemu Presiden Komite Olimpiade Paris, Prabowo Disambut Dengan Sapaan Presiden Terpilih
Biles mengungkapkannya dengan jujur “Kasurnya jelek... Tetapi kami akan membeli alas kasur, semoga saja keadaannya akan membaik," tanggapan Biles diikuti dengan emoji "semoga saja"
Brian Boitano - seorang atlet seluncur indah yang kerap meraih medali emas pada Olimpiade 1984 - 1994, baru-baru ini menyatakan pada NBC News bahwa jarak yang dekat mendorong ikatan sosial yang kuat.
“Di Calgary, kami dulu berbagi tempat tinggal berukuran kecil tersebut dengan tujuh orang, dari situ kami menumbuhkan satu kesatuan yang sangat erat, ada begitu banyak persahabatan didalamnya.”
Menurut The Korea Times, sebanyak 6 anggota regu renang Korea Selatan pergi dari permukiman. Mereka memilih menginap di hotel terdekat karena kekhawatiran mereka akan keterlambatan bus yang menjadi alat transportasi para atlet ke arena pertandingan.
BACA JUGA:Pesan Jokowi Kepada Para Atlet Kontingen Indonesia di Olimpiade Ke-33 Paris: Tetap Optimis
BACA JUGA:Olimpiade Paris 2024: Fajar/Rian ke Perempat Final, Berebut Juara Grup dengan Shetty/Rankireddy
Hwang Sun-woo, salah satu atlet renang Korea Selatan, menuturkan pada surat kabar tersebut. Bahwa biasanya dibutuhkan waktu sekitar 40 hingga 45 menit dari desa ke arena pertandingan.
"Tapi, kami membutuhkan waktu lebih dari satu setengah jam,”. Ia juga menambahkan bahwa “Jendela bus ditutuo mungkin karena khawatir akan adanya serangan teroris. Namun, sesuatu harus dilakukan”.
Kamar Para Atlet Olimpiade Paris 2024--getty images
Hwang juga membandingkan bus tersebut dengan “sauna” karena tidak adanya AC di dalam bus tersebut.
Atlet Olimpiade tidak diharuskan untuk menginap di Desa Olimpiade. Michael Jordan dan anggota lain dari Dream Team 1992 (skuad bola basket Olimpiade AS pertama yang menampilkan pemain profesional) lebih memilih menginap di Hotel selama Olimpiade 1992 di Barcelona, Spanyol. Ini adalah tradisi yang diikuti oleh tim basket pria berikutnya.
*) Mahasiswa Politeknik Negeri Malang, mahasiswa magang di Harian Disway
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: nbc