Anugerah Patriot Jawi Wetan II 2024: Tips dan Trik Menembus Media Massa

Selasa 13-08-2024,19:15 WIB
Reporter : Noor Arief Prasetyo
Editor : Noor Arief Prasetyo

BACA JUGA:Anugerah Patriot Jawi Wetan II 2024 : Kekompakan Sinergi Tiga Pilar Dari 3 Desa terpilih jagoan Kabupaten Probolinggo

BACA JUGA:Anugerah Patriot Jawi Wetan II 2024 : 3 Desa dengan kekompakan 3 pilar dari Kabupaten Mojokerto

Retna menyebutkan, unggahan-unggahan bernada humor tersebut bukan kemudian menurunkan wibawa pejabat tersebut. Justru memancing reaksi dari warga yang kemudian menumbuhkan simpati. “Dengan tumbuh simpati, menyebarkan pesan kebaikan termasuk pesan pembangunan akan lebih mudah tersampaikan,” kata Retna lagi.

Itu termasuk dalam fungsi media sosial untuk instansi. “Dengan media sosial, Anda dapat mendorong keterlibatan masyarakat dengan membuka dialog dua arah, dan membangkitkan kesadaran serta dukungan terhadap program-program Anda,” jelas Retna.

Bagaimana dengan materi unggahan media sosial, Retna memberikan solusi. Fokuskan penggunaan media sosial instansi untuk berbagi informasi dan membantu masyarakat. Atau menampilkan semua berita dan update secara real-time. 

Termasuk untuk memerangi hoaks. Ini karena media sosial adalah arena bermain berita palsu. Cara memerangi hoaks adalah mengumpulkan informasi diandalkan dari media-media kredibel lalu bagikan ulang. Dengan demikian, masyarakat memiliki sumber yang dapat dipercaya untuk mendapatkan berita. 

BACA JUGA:Anugerah Patriot Jawi Wetan II 2024: Inilah Profil Tiga Desa Kota Batu dengan Keindahan Alamnya

BACA JUGA:Anugerah Patriot Jawi Wetan II 2024: Tiga Desa dari Kabupaten Lumajang Miliki UMKM Menarik

Retna memberikan kunci tentang konten yang menarik. “Humanis,” katanya singkat.

Humanis adalah informasi yang menampilkan sisi kemanusiaan, membantu masyarakat, terlibat aktif dalam kegiatan masyarakat. Bisa berupa kegiatan sosial, olahraga, kesenian, atau potensi UMKM setempat. “Kemas unggahan secara menarik. Bagaimana pun, seseorang membantu seseorang tetap akan menarik simpati siapa yang melihatnya. Seperti juga sebaliknya. Bagaimana pun, seseorang akan ikut kesal bila melihat aksi arogan atau semena-mena dari seseorang kepada orang lain. Itu naluri manusia,” terang Retna lagi.

Untuk itulah, konten dalam media sosial harus dipertimbangkan dampaknya. Apalagi untuk tiga pilar yang menjadi sosok panutan di desa/kelurahan masing-masing. “Tiga pilar ini adalah ujung tombak pelayanan masyakat dari tiga lembaga negara. Kepolisian, TNI, dan pemerintahan,” kata Retna.

Kita lihat hasil workshop ini pada unggahan-unggahan akun media sosial para tiga pilar. Juga unggahan di media sosial desa/kelurahan. Bila ada. (*)

 

Kategori :