HARIAN DISWAY – Materi terakhir yang diberikan dalam workshop untuk peserta Anugerah Patriot Jawi Wetan (APJW) II 2024 adalah materi tentang cara menembus media massa. Ini karena salah satu indikator penilaian dalam APJW II adalah pemberitaan. Materi diberikan oleh Retna Christa, Redaktur Harian Disway.
Banyak tips dan trik yang dipaparkan Retna di depan tiga pilar 114 desa/kelurahan yang mengikuti workshop secara online dari ruang Serbaguna Ditbinmas Polda Jatim, Selasa, 13 Agustus 2024. “Materi ini berkaitan erat dengan empat indikator yang baru diterapkan pada APJW II ini. Adalah publikasi melalui konten media sosial, pemberitaan di media massa, feedback (respons) dari masyarakat, dan inovasi dalam produksi publikasi,” kata Retna.
Salah satu paparan Retna adalah tentang cara menulis press release. Judul harus singkat, padat, menarik perhatian, dan berisi rangkuman pemberitaan. “Sebaiknya jumlah kata dalam judul hanya sekitaran 5-6 kata saja. Jangan terlalu panjang,” pesan Retna.
BACA JUGA:Anugerah Patriot Jawi Wetan II 2024: Data Dampak Judi Online Sangat Mengejutkan
BACA JUGA:Anugerah Patriot Jawi Wetan II 2024: Ingatkan Anggota TNI/Polri tentang Etika Profesi
Selain itu juga dibutuhkan subjudul yang isinya adalah menjelaskan judul dengan lebih detail. “Jangan lupa untuk Dateline (tanggal dan kota penerbitan rilis). Juga boleh disertakan embargo atau permintaan lain. Misalnya: Urgent/untuk disiarkan segera,” jelas Retna lagi.
Selain itu, Retna juga menyebutkan unsur berita yaitu 5W-1H di awal press release. “Untuk badan berita bisa diisi dengan penjelasan lebih lanjut. Tentang background kejadian, data statistik, atau detail lain berkaitan dengan pemberitaan. Jangan lupa juga foto untuk melengkapi pemberitaan,” jelentreh Retna.
Retna Christa dari Harian Disway dan AKBP Saswito dari Ditbinmas Polda Jatim dalam workshop untuk peserta APJW II 2024.-Mohammad Nurwahyudi-
Sedang untuk penanganan media sosial sedikit berbeda dengan media massa. “Bedanya sedikit saja. Di tingkatan konfirmasi. Untuk berita di media massa dibutuhkan pejabat yang memberikan keterangan. Berbeda dengan media massa. Media massa bisa mewakili pribadi-pribadi karena ini adalah akun yang dikelola perorangan,” jelas Retna lagi.
BACA JUGA:Anugerah Patriot Jawi Wetan II 2024: Inilah Undang-Undang yang Mengikat Kebebasan Bermedia
BACA JUGA:Anugerah Patriot Jawi Wetan II 2024: Hari ini Workshop 114 Desa Terpilih
Tetapi, media sosial juga bisa diperankan seperti media massa. Termasuk untuk kepentingan instansi. “Sekarang sudah lazim instansi pemerintahan juga mengelola media sosial. Pejabat pun juga menggunakan media sosial untuk memaparkan kinerjanya atau untuk memperbaiki citra instansinya,” kata Retna.
Salah satu contoh adalah akun media sosial baik itu Instagram, facebook, twitter, hingga TikTok yang dengan nama kelembagaan. “Setingkat kementerian sekali pun juga mengelola media sosial. Malah Presiden RI sendiri juga punya. Apakah isinya adalah konten serius atau seremonial saja, Anda bisa cek sendiri,” kata Retna.
Tapi Retna kemudian menampilkan foto yang diambil dari kementerian PUPR. Tampak Menteri PUPR Basuki Hadimuljono berjalan dengan beberapa anak buahnya di suatu tempat. Narasi yang tertulis sangat lucu dan jauh dari formalitas. Di sekitar foto anak buah Basuki tertulis “kita jalan ke mana pak”. Tulisan yang ada di dekat Menteri hanya tertulis “jalani saja dulu”.
Dialog itu bukan dialog formal karena itu adalah lelucon receh di kalangan anak muda. Biasanya jawaban “jalani saja” diberikan atas pertanyaan “kapan kita menikah” atau “sampai kapan kita pacaran seperti ini”.