Juara Dunia MotoGP: Dominasi Tim Pabrikan atau Kejutan Tim Satelit?

Rabu 14-08-2024,10:00 WIB
Reporter : Bagus aji
Editor : Salman Muhiddin

HARIAN DISWAY - Jorge Martin (tim satelit Ducati-Pramac Racing) saat ini unggul 3 poin dari Francesco Bagnaia (tim pabrikan Ducati-Lenovo), namun masih mendapat ancaman dari peringkat ketiga, Enea Bastianini (tim pabrikan Ducati-Lenovo), yang hanya terpaut 49 poin dari Martin.

Ketiganya telah memanaskan persaingan untuk merebut gelar juara dunia musim ini. Namun, nama Marc Marquez, mantan pembalap tim pabrikan Repsol-Honda, bisa menjadi batu sandungan bagi mereka. Marquez saat ini mengumpulkan 179 poin, hanya 13 poin di belakang Enea Bastianini.

Dengan sisa 11 seri lagi dan hanya ada dua sesi tes motor resmi yang dijadwalkan hingga akhir tahun, yaitu pada 9 September di Sirkuit Misano, Italia, dan akhir November nanti sebagai tes bebas untuk pengujian motor musim terbaru, persaingan semakin memanas.

Perpindahan pembalap dan pergantian pabrikan motor di tim satelit sudah mulai terasa, meski masih ada beberapa pembalap MotoGP yang harus berebut tempat di tim satelit. Perlu dicatat bahwa talenta pembalap Moto2 menjadi pesaing nyata bagi pembalap MotoGP yang belum mendapatkan kontrak untuk musim depan. Gagal menunjukkan performa, berarti “pensiun” lebih cepat dari MotoGP.

BACA JUGA:Red Bull Ring Austria: KTM Identik, Ducati Mendominasi MotoGP

BACA JUGA:Red Bull Ring Tuan Rumah MotoGP Seri ke-11, Tantangan Patahkan Dominasi Ducati

Bagaimana perburuan gelar juara ini akan berlangsung? Jika melihat klasemen sementara, khususnya di 10 besar, persaingan cukup berimbang dengan 5 pembalap dari tim pabrikan dan 5 pembalap dari tim satelit. Ducati diwakili oleh 2 pembalap dari tim satelit Ducati-Gresini Racing (Marquez bersaudara), Jorge Martin (tim satelit Ducati-Pramac Racing), dan Fabio Di Giannantonio (tim satelit Ducati-VR46 Racing). Sementara KTM diwakili oleh Pedro Acosta (tim satelit KTM-Tech3 Racing).

Untuk pembalap dari tim pabrikan, ada Francesco Bagnaia dan Enea Bastianini dari Ducati-Lenovo, Aleix Espargaro dan Maverick Vinales dari Aprilia Racing, serta Brad Binder dari Red Bull-KTM Factory.


Pembalap Ducati-Lenovo Enea Bastianini.-MotoGP-

Seiring berjalannya musim, apakah persaingan gelar juara dunia MotoGP akan berjalan fair play, atau ada kemungkinan adanya team order? Menarik untuk dicermati, baik tim pabrikan maupun tim satelit sama-sama memiliki kesempatan untuk menjadi juara dunia. Atau, apakah stigma bahwa pembalap tim satelit hanya boleh menjadi Runner-up masih akan berlanjut?

Sejarah mencatat beberapa pembalap tim satelit yang berhasil menjadi juara dunia, seperti Kenny Roberts Sr. (tim satelit Yamaha-Amerika) pada 1978, Marco Lucchinelli (tim satelit Suzuki) pada 1981, Franco Uncini (tim satelit Suzuki) pada 1982, Eddie Lawson (tim satelit Rothmans-Honda) pada 1989, dan terakhir Valentino Rossi (tim satelit Nastro Azzurro-Honda) pada 2001.

Ada juga pembalap tim satelit yang nyaris menjadi juara dunia, seperti Sete Gibernau (tim satelit Honda Telefonica Movistar-Gresini) yang dipecundangi oleh Valentino Rossi pada 2003 dan 2004, Marco Melandri (tim satelit Honda Telefonica Movistar-Gresini) pada 2005, dan Franco Morbidelli (tim satelit Yamaha-Petronas SRT) yang gagal meraih gelar pada 2020 setelah kalah dari Joan Mir (tim pabrikan Suzuki-Ecstar).

BACA JUGA:Honda RC213V 2024: Tantangan Baru Tanpa Marc Marquez

BACA JUGA:Menanti Kebangkitan Yamaha di MotoGP, Cukupkah Hanya Andalkan Fabio Quartararo?

Enea Bastianini (tim satelit Ducati-Gresini) hampir mencetak sejarah baru di musim 2022. Meski terlambat "memanaskan" persaingan, pembalap kelahiran Rimini, Italia ini mampu merepotkan Francesco Bagnaia dan Fabio Quartararo, namun akhirnya harus puas finis di posisi ketiga klasemen akhir 2022.

Kategori :