Dalam data tersebut, posisi pertama negara ASEAN dengan harapan hidup tertinggi ada di Singapura. Negara yang disebut sebagai Negeri Singa itu memiliki angka UHH di angka 84,13 tahun. Tidak bisa dimungkiri, Singapura memiliki angka setinggi itu karena menjadi pusat kesehatan yang maju di Asia Tenggara.
Secara umum, menurut data dari WPP, angka UHH Indonesia mengalami peningkatan. Hal itu terlihat sejak 2004. Angkanya pada saat itu adalah 65,8 tahun. Kemudian, dari tahun ke tahun angkanya selalu meningkat, seperti di tahun 2010 yang telah menembus 68,7 tahun.
Pada saat tahun pertama kepemimpinan Presiden Joko Widodo yaitu 2014, angka UHH tanah air sudah berada di 69,5 tahun, selangkah lagi untuk menuju ke 70 tahunan. Puncaknya, pada 2019, angkanya sudah melesat tinggi ke level 70,5 tahun.
BACA JUGA: Sambut Kemerdekaan Indonesia, Premier Place Hotel Sajikan Kreasi Menu Nusantara
BACA JUGA: Taman Kusuma Bangsa IKN Diresmikan, Simbol Penghormatan Untuk Pahlawan Kemerdekaan Indonesia
Namun, pandemi Covid-19 yang datang menghantam telah mengubah peningkatan itu. Pada 2020, angkanya turun ke 68,8 tahun dan pada 2021 angkanya turun lagi ke 67,6 tahun.
Menurut definisi dari PBB, angka harapan hidup saat lahir atau life expectancy at birth adalah perkiraan usia hidup yang bisa diharapkan seseorang sejak dilahirkan. Angka tersebut kerap dijadikan indikator untuk menilai kondisi kesehatan masyarakat di suatu wilayah pada periode tertentu.
Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) juga menyatakan, angka harapan hidup terkait dengan dimensi yang luas. Peningkatan harapan hidup saat lahir bisa terkait dengan sejumlah faktor, termasuk peningkatan standar hidup, gaya hidup yang lebih baik dan bahagia, pendidikan yang lebih baik, serta akses layanan kesehatan yang lebih baik dan berkualitas.
Adapun UHH di Indonesia tercatat sudah meningkat signifikan dalam beberapa dekade belakangan. Berdasar data PBB, pada 1960 median angka harapan hidup saat lahir di Indonesia adalah 46,45 tahun. Kemudian, angkanya terus membaik, hingga pada 2022 mediannya mencapai 68,25 tahun.
Selaras dengan catatan BPS, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia sebesar 74,39 pada 2023. Itu mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan 2022 yang mencapai 72,91 atau naik 0,86 persen bila dibandingkan dengan 2021 yang angkanya 72,29.
Angka tersebut telah mendekati rata-rata pertumbuhan IPM pada kondisi sebelum pandemi Covid-19. Indikator pembentuk IPM ialah umur harapan hidup saat lahir sebesar 71,85 tahun. Hal itu berarti bayi yang baru lahir diperkirakan akan dapat bertahan hidup hingga usia 71,85 tahun. Untuk rata-rata lama sekolah 8,69 tahun, sementara harapan lama sekolah 13,10 tahun.
Sedangkan pengeluaran per kapita per tahun yang disesuaikan sebesar Rp 11.479.000 (BPS 2022). Peningkatan IPM pada 2022 didorong oleh peningkatan pada semua indikator pembentuk, baik umur harapan hidup yang meningkat 0,28 tahun atau 0,39 persen, angka harapan sekolah meningkat 0,02 tahun atau 0,15 persen, dan rata-rata lama sekolah meningkat 0,15 tahun atau 1,76 persen.
Pengeluaran per kapita mengalami peningkatan Rp 323 ribu atau 2,90 persen daripada 2021.
Usia harapan hidup merupakan indikator utama pembangunan kesehatan, apakah pemerintah berhasil meningkatkan kesejahteraan secara umum dan derajat kesehatan secara khusus.
Kebijakan di masa lalu seperti program keluarga berencana memiliki andil terhadap penurunan angka kematian, di samping faktor perbaikan dalam layanan kesehatan ibu dan anak, meliputi persalinan yang aman, perbaikan nutrisi, imunisasi serta perbaikan sanitasi rumah dan kesehatan lingkungan.
Memiliki kehidupan yang bahagia dan lingkungan tempat tinggal yang nyaman adalah salah satu faktor determinan umur panjang. Lingkungan tempat tinggal yang nyaman bisa diartikan sebagai tempat individu memenuhi syarat layak hidup dan tinggal dengan indikator tingkat kebersihan lingkungan berada dalam ambang batas sehat dan bebas polusi.