HARIAN DISWAY - Pemerkosaan dan pembunuhan dokter cantik berusia 31 tahun di sebuah rumah sakit pemerintah di Kolkata pada tanggal 9 Agustus lalu telah memicu aksi protes dan mogok kerja tenaga kesehatan dan di seluruh India.
Kasus ini menjadi puncak kemarahan warga India atas isu kekerasan terhadap perempuan yang sudah berlangsung lama. Berawal dari aksi mogok kerja dan protes tenaga kesehatan, kini ribuan warga sipil juga ikut turun ke jalan.
Aksi protes yang terjadi di seluruh India ini menuntut pembentukan undang-undang yang lebih kuat untuk melindungi para pekerja kesehatan dan perlindungan yang lebih baik bagi para wanita.
BACA JUGA:Tragedi di Kolkata: Dokter Magang Tewas Diduga Diperkosa, India Bergejolak
Banyak protes di berbagai kota dipimpin oleh para dokter dan petugas kesehatan lainnya. Aksi lain juga diikuti oleh puluhan ribu orang India biasa yang menuntut tindakan.
“Ini bukan hanya sebuah protes, tetapi sebuah panggilan untuk kemanusiaan,” kata seorang mahasiswa berusia 23 tahun, Sristi Haldar dari Universitas Presidensi Kolkata seperti yang dilansir France24.
“Kami marah. Ini tentang keselamatan semua wanita di mana pun,” katanya
Banyak spanduk bertuliskan 'Panggilan untuk kemanusiaan' atau 'Tidak ada ampun bagi para pemerkosa' yang ditemukan di tempat aksi protes berlangsung.
BACA JUGA:Tiap Jam, Tiga Wanita India Diperkosa
Mengutip dari France24, ribuan pengunjuk rasa termasuk para penggemar sepak bola dan pengacara merasa marah atas tragedi tersebut dan menyerukan protesnya pada hari Senin (19 Agustus).
“Kami telah melupakan persaingan kami untuk menyatukan tujuan dalam menyerukan keadilan bagi dokter dan keluarganya,” kata Bablu Mukherjee, seorang pendukung tim sepak bola Kolkata, Mohun Bagan.
Dalam sebuah kasus persatuan yang langka, para penggemar dari rival utama Kolkata, klub East Bengal, berbaris bersama mereka dalam sebuah aksi tengah malam yang berlangsung hingga dini hari pada hari Senin.
“Kami bersama para dokter,” teriak para penggemar secara serempak, mengabaikan hujan lebat dan polisi yang berusaha membubarkan aksi tersebut. “Kami menginginkan keadilan.”
Ratusan pengacara yang sebagian besar perempuan berbaris dengan mengenakan gaun hitam resmi.
BACA JUGA:Ratusan Dokter India Masih Mogok Kerja Solidaritas Untuk Dokter Yang Diperkosa