SINGAPURA telah berhasil menahbiskan diri sebagai negara tujuan wisata hiburan atau dengan istilah populer entertainment tourism. Itu semata-mata karena keberhasilannya melakukan shifting dari paradigma wisata lama, yakni landscape view.
Ketika disadari bahwa perlambatan ekonomi global mendorong banyak negara melakukan fokus kebijakan inward looking untuk mempertahankan tingkat pertumbuhan ekonominya, tidaklah demikian dengan Singapura.
Negeri jiran itu telah beberapa kali menyelenggarakan perhelatan hiburan akbar dengan mengundang superstar dunia untuk menggenjot devisa dari wisata hiburan, di saat negara lainnya melakukan pengetatan ekonomi.
BACA JUGA: Merintis UMKM sebagai Oligarki Ekonomi Baru
BACA JUGA: Optimalisasi Penerimaan Negara dan Ekonomi Bawah Tanah (Underground Economy)
Pergeseran orientasi dari wisata landscape view ke arah entertainment tourism berskala besar merupakan bukti kemampuan dan kesuksesan adaptasi negara kota ini mendiversifikasi penggerak perekonomiannya (economic driver).
Tampilnya selebritas dunia Taylor Swift beberapa waktu lalu telah mencatatkan kinerja ekonomi mengagumkan. Berkat konser superstar pujaan dunia tersebut, Singapura mengalami lonjakan penerimaan devisa dari pemesanan hotel dan pariwisata sebesar 10 persen.
Dampak ekonomi yang melonjak tajam memberikan keuntungan USD 260,3 juta hingga USD 371 juta atau Rp 4,09 triliun hingga Rp 5,84 triliun (asumsi kurs Rp 15.715 per USD). Selama enam hari konser, roda perekonomian Singapura bergerak serempak.
BACA JUGA: Relevansi Peningkatan Daya Saing Ekonomi Indonesia
BACA JUGA: Ngalap Berkah Stimulus Ekonomi dari Pilkada Jatim 2024
Mulai restoran, pusat perbelanjaan, destinasi wisata, hingga industri penerbangan kecipratan ”durian runtuh”. Perhelatan konser musisi besar dunia telah membuktikan berhasil mendorong pemulihan ekonomi Singapura pascapandemi Covid-19 secara akseleratif.
Strategi mengeksplorasi sumber-sumber ekonomi baru dengan menggelar konser musik selebritas dunia telah mendongkrak daya tarik negeri jiran tersebut sebagai negara tujuan utama wisata hiburan dengan menyumbang hingga 10 persen produk domestik bruto (PDB)-nya.
Perubahan orientasi strategi pariwisata Singapura dengan menanamkan citra bahwa pergelaran konser artis top dan band-band ternama di dunia telah menjadikan negara yang didirikan Lee Kuan Yew itu sukses menjelma sebagai panggung besar di dunia internasional dan pusat hiburan pariwisata serta orientasi baru pencinta musik generasi muda dari berbagai penjuru dunia.
BACA JUGA: Pertahankan Jatim sebagai Lokomotif Pertumbuhan Ekonomi Nasional