Ia melakukannya. Sepatu ajaib itu kemudian membawa Niulang, yang menggendong kedua anaknya di keranjang yang diikat pada tongkat di bahu. Ia terbang mengejar Zhinyu ke langit.
Pengejaran tersebut membuat sang permaisuri langit murka. Ia pun mengambil peniti rambutnya dan menggoreskannya ke langit. Menciptakan Sungai Perak atau Bima Sakti, yang memisahkan suami dari istrinya. Namun, cinta dan kesetiaan mereka begitu kuat sehingga para burung murai tergerak hatinya.
Festival Qixi, Begini Kisah Di Balik Valentine-nya Tionghoa. Potret pernikahan massal yang diadakan di Tiongkok pada hari Festival Qixi. Hari itu dianggap sebagai hari baik dalam melakukan upacara pernikahan.-China Daily-chinadaily.com.cn
Burung-burung tersebut kemudian membentuk sebuah jembatan di atas Sungai Perak untuk mempertemukan kembali keluarga yang terpisah itu.
Melihat kejadian tersebut, Kaisar Giok pun tersentuh dan mengizinkan Niulang dan Zhinyu untuk bertemu sekali setahun. Yaitu pada malam ketujuh bulan ketujuh. Itulah asal mula perayaan Qixi, yang jejaknya dapat ditelusuri kembali hingga Dinasti Han (206 SM - 220 M).
Tradisi dan Kebiasaan
Pada zaman dahulu, Qixi bukan hanya hari istimewa bagi para kekasih. Tetapi juga bagi para gadis. Festival itu juga dikenal sebagai "Festival Memohon Keterampilan" atau "Festival Para Putri."
BACA JUGA:Selama Imlek, Ada Menu Khas Tionghoa dan Prami Berpakaian Cheongsam di Atas Kereta Api
Pada malam Qixi, para gadis akan melemparkan jarum jahit ke dalam mangkuk yang penuh air sebagai uji keterampilan menenun mereka. Jika jarum itu mengapung di permukaan air, itu menunjukkan bahwa gadis tersebut adalah seorang penenun yang terampil.
Selain itu, para perempuan lajang berdoa untuk menemukan suami yang baik di masa depan. Sedangkan perempuan yang baru menikah berdoa agar segera hamil.
Festival Qixi, Begini Kisah Di Balik Valentine-nya Tionghoa. Beragam dekorasi bertema asmara yang banyak didapati di Tiongkok saat festival Qixi.-China Daily-chinadaily.com.cn
Transformasi Tradisi
Kisah cinta Niulang dan Zhinyu serta Festival Qixi telah diwariskan dari generasi ke generasi. Namun, tradisi dan kebiasaan kuno itu perlahan-lahan mulai memudar.
BACA JUGA:Madura Food Festival di Kya Kya Kembang Jepun Surabaya Hadirkan Perpaduan Madura-Tionghoa
Banyak orang Tionghoa modern, terutama generasi muda, lebih mengenal Hari Valentine pada 14 Februari yang identik dengan buket mawar, cokelat, dan makan malam romantis dengan cahaya lilin, daripada hari untuk para kekasih yang berasal dari budaya mereka sendiri.