HARIAN DISWAY - Pilkada di Kota Pasuruan hanya diikuti satu pasangan calon yakni Adi Wibowo dan M. Nawawi. Paslon yang didukung sembilan partai politik parlemen dan beberapa parpol non parlemen itu menyapu bersih rekomendasi.
Namun, dibalik semua itu sejumlah politikus di kota santri menyebut beberapa faktor yang menyebabkan muncul hanya satu paslon di Pilkada kali ini.
Kondisi ini dianggap menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi seluruh parpol di Kota Pasuruan untuk lebih menyiapkan strategi politik dan kader.
Faktor kelelahan dari segi finansial, waktu, pikiran, dan kebijakan dari pemerintah pusat yang dinilai diskriminatif disebut sebagai faktor calon kepala daerah (cakada) yang muncul hanya satu pasang.
BACA JUGA:Separuh Anggota DPRD Kota Pasuruan Belum Mengembalikan Aset Negara
Finansial dan waktu yang habis-habisan digunakan untuk pilpres dan pileg 2024 menjadikan para politikus dan parpol di Kota Pasuruan kesulitan mencari sosok atau kader yang siap diorbitkan sebagai cakada.
"Kami semua sudah merasa sangat kelelahan di segi finansial, waktu, dan pikiran. Semuanya habis-habisan untuk pilpres dan pileg kemarin. Maka, ketika pilkada ini pimpinan pusat parpol pun tidak bisa banyak memaksa karena kami sudah habis-habisan," ujar seorang sumber dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Selain faktor kelelahan finansial, masalah kebijakan dari pemerintah pusat bahwa anggota legislatif terpilih harus mundur jika maju sebagai cakada. Juga disebut menjadikan para parpol dan politikus pasif dan tidak berminat maju menjadi cakada.
"Kalau bukan politikus yang bisnisnya banyak dan hartanya banyak. Akan berpikir dalam untuk memutuskan maju di Pilkada. Apalagi aturannya harus mundur sebagai anggota dewan terpilih. Ini aturan tidak adil," lanjut sumber tersebut.
BACA JUGA:Pilkada Kota Pasuruan Lawan Kotak Kosong, Gus Ipul Titip Pesan
BACA JUGA:Sidang paripurna terakhir anggota DPRD Kota Pasuruan Periode 2019-2024.
Ketua DPC Hanura Kota Pasuruan Farid Misbah juga menyebut hal yang sama sebagai faktor tidak ada nama selain Adi Wibowo sebagai calon wali kota.
"Kondisi kami yang masih capek di pileg adalah faktor utama kenapa semua hampir semua parpol tidak punya jagoan untuk dimajukan di Pilkada," terang Farid.
Pertimbangan pengalaman dan elektabilitas disebut sekretaris DPC PDI Perjuangan Tedy Armanto juga menjadi faktor penentu dibalik diborongnya rekomendasi parpol oleh Adi Wibowo sebagai calon wali kota.