Marquez menunjukkan performa apik sepanjang musim. Ia delapan kali finish sebagai runner-up. Baik dalam Sprint Race dan balapan utama.
Akhirnya, di Aragon, di depan ribuan pendukung setianya, Marquez seperti meledak. Ia meraih kemenangan yang telah begitu lama ditunggunya.
Sang penguasa MotorLand tersebut meraih pole position dengan performa kualifikasi yang tak tertandingi. Marquez mengklaim baris depan dengan selisih 0,84 detik. Itu adalah margin lebar yang selama ini tidak pernah lagi terlihat dalam satu dekade terakhir.
Dan setelah membukukan kemenangan pada Sprint Race, Sabtu, Marquez menggila di balapan utama, Minggu. Ia membalap seperti anak muda, jauh lebih muda dari usianya yang sudah mencapai 31 tahun.
Ia memulai balapan dengan baik. Terus berada di depan Pedro Acosta hingga tikungan pertama. Sementara itu, Bagnaia yang start dari posisi ketiga justru melorot jadi nomor enam.
Tanpa menunggu lama, Marquez memperlebar jarak. Yang paling dekat dengannya sudah tertinggal dua detik.
Dengan 10 lap tersisa, satu-satunya hal yang dapat menghalangi Marquez dari kemenangan bersejarah itu adalah kecelakaan. Dan kecelakaan itu adalah ’’ciri khas’’ Marquez.
BACA JUGA:GP Aragon: Marc Marquez Catat Rekor Laptime di Latihan Bebas, Tapi Waspadai Bagnaia
BACA JUGA:MotoGP Aragon: Ujian Berat untuk Pembalap dan Michelin
1.043 Hari Penuh Luka
Tentu, Marquez tidak membiarkan kesempatan emas itu melayang. Ia melewati garis finish dengan selisih 4,789 detik dari Jorge Martin.
Meski kalah, Martin tetap memberikan apresiasi. ’’Saya turut gembira untuk Marc. Tiga tahun tanpa menang itu lama, loh,’’ ucap Martin.
Satu-satunya drama terjadi di akhir balapan saat Alex Marquez dan Bagnaia bertabrakan. Keduanya terjatuh.
Kemenangan Marc Marquez tidak hanya mengakhiri 1.043 hari penuh kepedihan. Kali terakhir kemenangannya dicatat pada 24 Oktober 2021 di Emilia Romagna, Italia.
Kemenangan itu juga menjadi alasan pembenar bahwa Ducati tak salah untuk memilihnya sebagai rekan satu tim Bagnaia musim depan.
Maka, tahun depan akan sangat menarik. Dua pembalap kawakan—yang keduanya sama-sama pernah juara dunia—bertarung di satu garasi.