Pemerintah Berjanji Prioritaskan Kelas Menengah Untuk Cegah Perlambatan Ekonomi

Selasa 10-09-2024,00:20 WIB
Reporter : Desi Nur Rachma*)
Editor : Taufiqur Rahman

“Apa yang terjadi di Tiongkok, secara langsung atau tidak langsung akan mempengaruhi ekonomi kita, termasuk dalam hal investasi,” jelasnya.

Kemudian pada periode 2017-2019, ketegangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok semakin meningkat, yang juga memberikan tekanan terhadap perekonomian global. 

BACA JUGA:Kelas Menengah Menyusut, BPS Sebut Ekonomi Nasional Rentan Guncangan

Puncaknya pada 2020, Pandemi Covid-19 yang menyebabkan pembatasan aktivitas yang berdampak besar pada perekonomian.

Meskipun demikian, Ferry mencatat bahwa perekonomian Indonesia masih mampu tumbuh sekitar 5 persen. “Memang pada 2020-2021 kita sempat mengalami kontraksi ekonomi, tetapi dari kontraksi -0,7 persen kita bisa tumbuh kembali 3,7 persen, dan pada 2022 kembali ke 5,3 persen,” ungkapnya. 

Menurut Ferry, pemulihan ekonomi secara cepat ini berkat strategi integrasi kebijakan kuat dan efektif yang dilakukan pemerintah, seperti menjaga pasokan kebutuhan pokok, distribusi pangan hingga peningkatan kerja sama antar daerah.

Strategi ini juga memungkinkan Indonesia mencapai keseimbangan antara produsen dan konsumen dalam target inflasi yang kini menjadi salah satu fokus utama pemerintah untuk menjaga stabilitas ekonomi ditengah maraknya tantangan global.

 

*) Mahasiswa Politeknik Negeri Malang, peserta program magang reguler Harian Disway

Kategori :