Paus Fransiskus saat mengunjungi Gereja Katedral Jakarta, untuk bertemu dengan biarawan dan biarawati, 4 September 2024.-Agustinus Fransisco-Harian Disway
Romo Antonius menjelaskan bahwa membuat lukisan mozaik seperti itu membutuhkan waktu dan ketelitian yang tinggi. Di tengah kesibukannya sebagai rektor di Rumah Pendidikan Skolastikat Xaverian, Cempaka Putih, Jakarta, ia harus membagi waktu antara tugas utamanya sebagai pastor dan hobinya. Yaitu, melukis.
Setiap hari, Romo Antonius meluangkan waktu tiga jam di pagi hari, satu setengah jam di malam hari, dan sekitar satu setengah jam lagi di subuh untuk mengerjakan lukisan tersebut. “Prosesnya membutuhkan dedikasi yang besar,” ujar Romo Antonius.
Namun, baginya melukis bukan sekadar pekerjaan teknis, melainkan juga bentuk meditasi dan doa. Setiap goresan yang ia buat, setiap potongan mozaik yang ia susun, adalah ungkapan syukur kepada Tuhan atas karunia seni yang ia tekuni sejak bangku Sekolah Dasar (SD).
BACA JUGA:Total ada 7 Orang yang Diamankan Densus 88 Selama Kunjungan Paus Fransiskus
Lukisan itu semakin bermakna dalam konteks kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia yang membawa pesan perdamaian dan persatuan antar umat beragama. Pada 4 September 2024, Paus Fransiskus tiba di Jakarta dan disambut dengan antusiasme luar biasa. Ribuan umat Katolik memadati jalanan di sekitar Gereja Katedral Jakarta, melambaikan bendera kecil Vatikan dan Indonesia sebagai tanda penghormatan.
Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia tidak hanya menjadi momen berharga bagi umat Katolik, tetapi juga bagi masyarakat Indonesia secara keseluruhan. Dalam pidatonya, Paus Fransiskus menekankan pentingnya persahabatan dan toleransi antar umat beragama. Kunjungan ini diakhiri dengan Paus berdoa bersama di Masjid Istiqlal, kemudian menggelar misa akbar di Gelora Bung Karno (GBK).
Lukisan mozaik Paus Fransiskus karya Romo Antonius Wahyudianto dan suasana kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia adalah dua elemen yang saling melengkapi. Keduanya menyampaikan pesan yang sama: kasih, perdamaian, dan persatuan.
Karya seni itu akan terus dikenang sebagai simbol penghormatan terhadap Paus Fransiskus dan juga sebagai pengingat akan pentingnya kerukunan antar umat beragama. Lewat lukisan tersebut, pesan kasih Paus Fransiskus akan terus hidup dan menginspirasi banyak orang untuk menjaga perdamaian di Indonesia dan dunia. (Agustinus Fransisco)