Kemendikbud Ristek Sukses Turunkan Kesenjangan Akses Pendidikan dalam 10 Tahun Terakhir

Rabu 18-09-2024,12:27 WIB
Reporter : Desi Nur Rachma*)
Editor : Noor Arief Prasetyo

HARIAN DISWAY - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) telah berhasil menurunkan kesenjangan akses pendidikan selama satu dekade terakhir.

Upaya tersebut dilakukan dengan berbagai kebijakan dan program yang fokus pada pemerataan akses pendidikan, khususnya bagi keluarga kurang mampu dan daerah-daerah tertinggal. 

Sekretaris Jenderal Kemendikbud Ristek Suharti menegaskan bahwa perbaikan sistem pendidikan dalam sepuluh tahun terakhir sangat penting, terutama dalam menghadapi dampak pandemi. Salah satu program yang signifikan adalah Kartu Indonesia Pintar (KIP), yang membantu banyak siswa dari keluarga miskin untuk melanjutkan pendidikan. Program ini menurunkan kesenjangan pendidikan antara anak-anak dari keluarga miskin dan kaya.

BACA JUGA:Kemendikbud Ristek Beri Pemprov Jatim Penghargaan Berkat Inovasi Anjungan Belajar Mandiri

“Kami mendukung keluarga miskin, termasuk membantu pembayaran biaya kuliah, sehingga anak-anak dari latar belakang ekonomi lemah berani melanjutkan pendidikan hingga perguruan tinggi,” ujar Suharti dalam Forum Merdeka Barat 9 (FMB9), Selasa, 17 September 2024.

Kemendikbud Ristek juga fokus pada peningkatan kualitas pendidikan di daerah-daerah tertinggal, terdepan, dan terpencil (3T) dengan berbagai kebijakan afirmasi. Upaya ini mencakup penguatan kapasitas guru melalui program upskilling dan reskilling, serta program Pendidikan Profesi Guru (PPG). Selain itu, anak-anak berprestasi dari daerah 3T diberikan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan tinggi.

Suharti menambahkan, Kemendikbud Ristek juga melakukan intervensi melalui Asesmen Nasional untuk membantu sekolah-sekolah yang membutuhkan perhatian khusus. Program Kampus Mengajar, yang mengirimkan mahasiswa ke sekolah-sekolah di daerah 3T, membantu para guru sekaligus memberikan inspirasi bagi para siswa.

BACA JUGA:Kemendikbud Ristek Masukan Pakain Adat Sebagai Seragam Sekolah SD hingga SMA

“Mahasiswa yang ikut Program Kampus Mengajar tidak hanya membantu mengajar, tetapi juga menjadi inspirasi bagi siswa di daerah-daerah terpencil,” katanya.

Pandemi COVID-19 membawa tantangan besar bagi sistem pendidikan, terutama terkait pembelajaran jarak jauh yang membutuhkan akses internet dan perangkat elektronik. Banyak guru dan siswa yang tidak memiliki akses ini, sehingga Kemendikbud Ristek harus segera menerapkan kurikulum darurat. Kurikulum ini kemudian dikembangkan menjadi Kurikulum Merdeka, yang dalam tiga tahun pelaksanaannya menunjukkan hasil positif.

Menurut Suharti, sekolah-sekolah yang telah menerapkan Kurikulum Merdeka selama tiga tahun menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam hal literasi dan numerasi, dibandingkan dengan sekolah-sekolah yang baru menerapkannya selama satu atau dua tahun.

BACA JUGA:Anggaran Pendidikan Naik Tahun 2025, Kemendikbud Hanya Kelola 12 Persen, Nadiem Usul Tambahan Rp26 Triliun

BACA JUGA:Dukung Lingkungan Sekolah yang Bersih dan Sehat, Kemendikbud Luncurkan Roadmap Sanitasi Sekolah 2024-2030

“Sekolah-sekolah yang menerapkan Kurikulum Merdeka selama tiga tahun terbukti memiliki pencapaian literasi dan numerasi yang lebih baik dibandingkan yang baru menerapkannya selama dua tahun atau kurang,” jelasnya.

Kemendikbud Ristek juga mencatat penurunan angka pengangguran berkat program pendidikan vokasi. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang bekerja dalam waktu satu tahun setelah kelulusan meningkat dari 32,1% pada 2021 menjadi 38,4% pada 2023. Lulusan diploma juga menunjukkan tren positif, dengan angka penyerapan tenaga kerja meningkat dari 50,2% menjadi 58,6%.

Kategori :