INSIDEN Donald Trump yang tertembak untuk kali kedua baru-baru ini kembali mengagetkan dunia internasional. Dengan jarak hanya 64 hari sejak insiden penembakan yang pertama, banyak pelajaran yang dapat diambil. Tentunya yang berkaitan dengan standar protokol keamanan bagi kandidat presiden dan wakil presiden Amerika Serikat (AS) tahun 2024.
Sosok yang dianggap khalayak internasional sebagai orang nomor satu dan kedua terpenting di dunia ini tentu menjadi tanda perhatian besar pada keselamatan VVIP yang ditangani US Secret Service (USSS). Menarik untuk menarik benang merah dari kasus itu lantaran insiden yang ada bertepatan dengan fase kampanye dalam Pemilihan Presiden AS 2024.
Trump sendiri mengalami peristiwa penembakan pada pukul 13.30 waktu setempat tepat saat agen USSS sedang memantau aktivitas-aktivitas mencurigakan dari seseorang pemegang senapan AK-47 yang disembunyikan di semak-semak berdekatan dengan Trump International Golf Club.
BACA JUGA:Tersangka Penembakan di Dekat Lapangan Golf Trump Diduga Mantan Aktivis Pro-Ukraina
Agen USSS yang secara responsif mengetahui insiden tersebut langsung melakukan tindakan reaksi dengan mengejar tersangka sekaligus memberikan tembakan peringatan dan berhasil melumpuhkan tersangka yang belakangan diidentifikasi sebagai Ryan Wesley Routh yang kemudian melarikan diri.
Ia lalu dapat ditangkap di jalan raya I-95. Routh pada saat penembakan berada sekitar 365 meter dari Trump, yang saat itu sedang bermain golf. Setelah mendengar rentetan tembakan, Trump segera dikawal ke tempat yang lebih aman oleh pengawalnya sekaligus memuji Secret Service atas tindakan cepat mereka di momentum berikutnya.
MENELAAH CARA KERJA USSS
Setelah percobaan penembakan Trump pada 15 September 2024, USSS menerapkan beberapa prosedur keamanan VVIP, khususnya untuk calon presiden, demi memastikan keselamatannya. Adapun tindakan dan protokol dari USSS terdiri atas pengerahan tim advance atau pendahulu untuk menilai dan mengobservasi setiap venue yang akan dikunjungi calon presiden.
BACA JUGA:Kritik Harris-Trump, Paus Minta Umat Katolik AS Pilih Capres yang Lebih Kecil Kejahatannya
Pada kasus ini, Trump tidak dijadwalkan berada di lapangan golf yang membuat kondisi menjadi impromtu yang mempersulit tim pendahulu tak mampu melakukan observasi dan pengintaian awal yang menyebabkan kecolongannya mereka dengan masuknya tersangka melalui jalur yang tidak diketahui.
Kemudian, pemantauan real time dengan penempatan strategis personel di lapangan golf, untuk memastikan lubang golf di depan Trump sehingga mempermudah dalam pemantauan lingkungan sekitar secara aktif dan langsung saat Trump bermain golf.
Dengan deteksi potensi ancaman yang sudah dilaporkan, muncullah respons darurat dengan menembakkan beberapa peluru atau tembakan peringatan sebagai respons pertama dari munculnya moncong senjata laras panjang.