Pencongkel mata Faisal Nasution, 30, bernama Kurdono, 42, akhirnya menyerahkan diri ke Polres Bogor setelah sepekan buron. ”Saya ketakutan, bingung nggak karuan,” ujarnya di jumpa pers Mapolres Bogor Rabu, 25 September 2024. Korban Faisal masih dirawat di RS. Matanya buta.
TRAGEDI ini tragis. Kasusnya diberitakan hampir semua media massa. Viral, digunjing warganet di medsos. Pelaku dijuluki si pencongkel mata. Sudah disebut di media massa dan medsos, pelakunya Omen. Ternyata Omen adalah nama alias dari Kurdono.
Pastinya Kurdono memantau berita media massa dan medsos. Ia pun ngeri sebagai buron polisi atas kekejaman itu. Ia takut didor polisi sehingga menyerah diantarkan keluarganya.
Kejadiannya Sabtu, 14 September 2024, sekitar pukul 23.00 WIB. Di acara festival Vespa di Lapangan Binamarga, Desa Gunungputri, Bogor, Jabar. Di sanalah Kurdono menganiaya Faisal Nasution alias Icang dengan beberapa pukulan ke dagu. Icang ambruk ke tanah, Kurdono mencongkel kedua mata Icang.
BACA JUGA: Hukuman bagi Kejahatan Pencongkel Mata
BACA JUGA: Masyarakat Ambigu, Bela atau Hukum Penjahat
Beberapa detik setelah pencongkelan terjadi, direkam video oleh pengunjung acara. Videonya diunggah di medsos. Viral. Tampak, mata Icang berdarah-darah. Di saat yang sama, Kurdono kabur.
Kapolsek Gunungputri AKP Aulia Robby kepada wartawan di konferensi pers mengatakan, berdasar hasil penyidikan, motifnya adalah tersangka marah kepada korban. Sebab, istri Kurdono yang bernama Novi dikepruk botol miras oleh Icang. Novi adalah bekas istri Icang. Cuma, antara Kurdono dan Icang tidak saling kenal.
Di acara tersebut, pengunjung berkelompok-kelompok, sebagian besar mabuk miras. Termasuk korban Icang, minum miras merek Intisari. Miras botol beling isi 620 mililiter, kadar alkohol 20 persen. Botol itulah yang dikeprukkan Icang ke kepala Novi. Wajah Novi pun berdarah-darah.
BACA JUGA: Ortu Cerai, Anak Jadi Penjahat
BACA JUGA: Turki Siap Umumkan Israel sebagai Penjahat Perang
Melihat itu, Kurdono yang juga mabuk miras mengamuk. Terjadilah congkel mata itu. ”Saya bela istri,” ujarnya.
Kemudian, Kurdono dan Novi kabur. Tidak disebutkan, apakah Novi sempat dibawa ke rumah sakit atau tidak. Namun, Kurdono langsung ke rumah kerabatnya di Semarang. Sembunyi di sana. Ia tetap gelisah. Lantas, pindah tempat persembunyian ke rumah kerabat lainnya di Sragen. Ia terus memantau medsos, melihat sosok dirinya tertangkap kamera warganet di video itu.
Kurdono: ”Saya takut nggak karuan. Pasti korbannya buta. Makanya, terus saya menelepon menghubungi keluarga, minta pertimbangan. Akhirnya saya nyerahin diri. Saya menyesal.”
Memang, tidak gampang buat penjahat buron. Selain diliputi rasa bersalah, juga takut didor polisi. Apalagi, ia memantau medsos dan sosoknya tampak di video, malah ngeri. Penjahat buron cuma sukses jika bergabung dengan penjahat buron lain. Juga, ada orang yang menampung. Terpenting, punya duit cukup banyak. Sebab, buron mustahil bekerja.