Tragedi Kanjuruhan Genap 2 Tahun, Arema FC dan Aremania Gelar Doa Bersama

Selasa 01-10-2024,10:06 WIB
Reporter : Muhammad Farrel Radia*
Editor : Retna Christa

"Kami berharap, melalui kegiatan seperti ini, semangat persatuan di antara seluruh pecinta sepak bola Indonesia semakin kokoh," ujar Muhammad Anwar, anggota Presidium Aremania Satu.

"Bersama, kita harus terus berjuang untuk menciptakan masa depan sepak bola yang lebih baik," imbaunya.

Pihak manajemen Arema FC berkomitmen untuk terus belajar dari tragedi Kanjuruhan. Yusrinal menegaskan bahwa seluruh elemen sepak bola, termasuk klub, memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga keamanan dan keselamatan penonton. 

BACA JUGA:Bentuk Simpati Ze Valente, Kenang Tragedi Kanjuruhan

BACA JUGA:Forkopimda Malang Gelar Doa Bersama Peringati Tragedi Kanjuruhan


Pihak Manajemen Arema FC dan Aremania mengadakan peringatan dua tahun tragedi Kanjuruhan. Selasa, 1 Oktober 2024--Instagram @aremamedia

Sebagai langkah awal, Arema FC berencana kembali berlaga di Stadion Kanjuruhan pada akhir tahun ini dengan penerapan standar keamanan yang lebih baik.

"Kami mengajak semua pihak termasuk keluarga korban, Aremania, pemerintah, federasi, dan operator liga untuk bersatu dalam menciptakan lingkungan sepak bola yang aman dan nyaman," tambah Yusrinal.

Peringatan dua tahun Tragedi Kanjuruhan juga menjadi pengingat bagi publik, terutama warga Malang, bahwa korban belum mendapatkan keadilan penuh.

Menurut Ketua Yayasan Keadilan Tragedi Kanjuruhan Devi Atok, proses hukum harus terus dilanjutkan. Agar para pelaku tragedi tersebut dapat dihukum sesuai kesalahannya.

BACA JUGA:Ditunjuk Sebagai Pelatih Arema FC, Ayah Ze Valente Senggol Tragedi Kanjuruhan

BACA JUGA:Foto Peraih Photo of The Year APFI 2023 Membawa Ingatan dan Pembelajaran Terkait Kanjuruhan

Selain di Malang, aksi memperingati Tragedi Kanjuruhan juga berlangsung di beberapa kota lain, termasuk Jakarta. Miftahudin Ramli, atau yang dikenal sebagai Ebes Midun, akan menggelar doa bersama usai bersepeda dari Malang ke Jakarta sebagai bentuk solidaritas.

Dua tahun berlalu, kenangan akan Tragedi Kanjuruhan tetap hidup, dan upaya untuk merawat ingatan serta mewujudkan keadilan terus diperjuangkan. 

Momentum itu diharapkan dapat menjadi langkah awal perubahan positif dalam dunia sepak bola Indonesia. Dengan harapan tragedi serupa tidak terulang lagi. (*)

*) Mahasiswa magang dari Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris Universitas Airlangga

Kategori :