HARIAN DISWAY - Israel membombardir Lebanon pada Kamis dini hari, 3 Oktober 2024. Dalam serangan itu, sedikitnya menewaskan enam orang Hizbullah.
Sumber-sumber dari Lebanon mengatakan beberapa pasukan darat dari Israel juga terbunuh di perbatasan.
Serangan kedua yang menghantam pusat ibukota terjadi minggu ini. Tak lama setelah Iran meluncurkan serangan rudal besar terhadap Israel.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memperingtkan bahwa Teheran akan segera membayar "kesalahan besar" tersebut.
Setelah Iran menembakkan 180 rudal ke Israel, militer Israel mengumumkan bahwa unit infanteri dan lapis baja reguler telah bergabung dengan operasi darat di Lebanon pada hari Rabu.
BACA JUGA:Krisis Lebanon: Mengapa Tentara Tak Diterjunkan dalam Pertarungan dengan Israel dan Hizbullah?
BACA JUGA:Netanyahu Klaim Israel 'Menang' di Sidang Umum PBB
Serangan rudal Iran dan janji balasan Israel memicu kekhawatiran negara-negara penghasil minyak di Timur Tengah. Sebab, bisa terseret ke dalam konflik yang lebih luas.
Hizbullah mengatakan para pejuangnya menyerang pasukan Israel di dalam Lebanon. Gerakan ini melaporkan terjadinya bentrokan darat untuk pertama kalinya sejak pasukan Israel merangsek masuk ke perbatasan pada hari Senin.
Hizbullah mengatakan telah menghancurkan tiga tank Merkava Israel dengan roket di dekat kota perbatasan Maroun El Ras.
Netanyahu, dalam sebuah video belasungkawa, mengatakan “Kita berada di puncak perang yang sulit melawan poros kejahatan Iran, yang ingin menghancurkan kita," jelasnya.
BACA JUGA:Hizbullah Balas Kematian Hassan Nasrallah, Luncurkan Rudal ke Yerusalem
BACA JUGA:Peserta Sidang Majelis Umum PBB Ramai-Ramai Walkout Saat Pidato PM Israel Benjamin Netanyahu
Kementerian Kesehatan Lebanon mengatakan bahwa serangan udara Israel telah menewaskan sedikitnya 46 orang di bagian selatan dan tengah negara itu selama 24 jam terakhir.
Iran mengatakan pada hari Rabu bahwa serangan rudalnya terhadap Israel telah berakhir. Namun, Israel dan Amerika Serikat berjanji untuk membalas dengan keras.