Pulau-Pulau Kecil NTB Terancam Tenggelam, Gili Trawangan, Gili Meno, dan Gili Air Termasuk?

Minggu 06-10-2024,10:56 WIB
Reporter : Neha Hasna Maknuna*
Editor : Salman Muhiddin

HARIAN DISWAY - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat mengungkapkan bahwa pulau-pulau kecil di NTB terancam keberadaannya akibat perubahan iklim yang menyebabkan kenaikan permukaan air laut.

“Pulau-pulau kecil di Nusa Tenggara Barat dalam 5 hingga 10 tahun mendatang terancam hilang,” ungkap Asisten II Sekretaris Daerah NTB, Fathul Gani, saat melakukan aksi penanaman dan bersih pantai di Lombok Barat, mengutip dari Antara, Minggu, 6 Oktober 2024.

Destinasi wisata primadona NTB, seperti Gili Trawangan, Gili Meno, dan Gili Air (dikenal juga sebagai Gili Tramena), terancam hilang.

Ketiga pulau yang dulunya ramai dikunjungi wisatawan ini tidak dilengkapi dengan sabuk pelindung abrasi berupa pepohonan mangrove, sehingga berpotensi tenggelam.

Penanaman mangrove sangat mendukung kestabilan ekosistem. Mangrove dapat melindungi daerah pesisir dari abrasi dan dipercaya dapat menahan gempuran gelombang laut.

BACA JUGA:Safari Politik di Mataram, Anies Apresiasi Antusiasme Warga NTB yang Tinggi pada Perubahan

BACA JUGA:Semangat Atlet NTB Sangat Berkobar

Selain itu, kemampuan mangrove dalam sistem akar napasnya juga mampu menyerap emisi karbon yang terlepas dari lautan maupun udara, sehingga cocok untuk penyerapan dan penyimpanan karbon.

Gani berkomitmen untuk mengajak masyarakat menjaga lingkungan melalui penanaman pohon dan tidak membuang sampah sembarangan, terutama ke laut. Sikap ini diperlukan demi keberlanjutan generasi mendatang.

“Kalau bukan kita, siapa lagi yang akan peduli terhadap lingkungan?” terangnya.


Destinasi Gili Trawangan Terancam Hilang-instagram @gili.trawangantrip-

Jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Pusat Informasi Lingkungan Nasional NOAA menyebutkan bahwa rata-rata permukaan laut global saat ini telah naik sekitar 21-24 sentimeter sejak tahun 1880. Pada tahun 2023, rata-rata permukaan laut global mencapai rekor tertinggi, yaitu 101,4 milimeter di atas pencatatan pada tahun 1993.

Perubahan iklim menyebabkan peningkatan air laut pasang antara 300-900 persen dalam kurun waktu lima dekade terakhir. Banjir akibat pasang sangat berdampak buruk bagi masyarakat pesisir yang menggantungkan hidup mereka pada laut.

BACA JUGA:Kadispar NTB Buka Pemilihan Mister Tourism 2021

BACA JUGA:Mendagri: Bangun Iklim Kompetitif Antarkepala Daerah Dorong Peningkatan Kinerja

Kategori :