Cara Atasi Cekik Mati: Kasus Kematian Gadis Penjual Gorengan

Rabu 09-10-2024,21:03 WIB
Oleh: Djono W. Oesman

”Oke, lanjutkan.”

Ketika menuju bukit, tubuh Nia dibopong Indra. Setelah diperkosa dan balik turun, tubuh itu diseret. Hasil autopsi RS Bhayangkara Padang, tampak luka parut dan memar di sekujur tubuh korban. Itu akibat diseret.

Di lokasi penguburan, sudah ada cangkul yang dipinjam Indra dari warga, jelang sore tadi. Pemilik cangkul sempat jadi saksi. Seusai mengubur, Indra kabur. 

Polisi sudah mengidentifikasi calon tersangka pada Senin, 9 September 2024. Calon itu Indra. Polisi mengejar. Tapi, Indra lincah. Polisi mendatangi rumahnya. Nihil. Kata orang rumah ke polisi, Indra sempat pulang sebentar di hari Jumat malam (seusai pembunuhan). Ia ganti baju, lalu pergi lagi. Setelah itu, tak pulang lagi.

Indra berpindah-pindah tempat. Dalam dua kali penyergapan polisi di seputar wilayah tersebut, ia selalu lolos.  

Kamis, 19 September 2024, pukul 15.00 WIB, Polres Padang Pariaman menerima info dari masyarakat. Indra ngumpet di sebuah rumah kosong di Padang Kabau, Nagari Kayu Tanam. Tim penyergap langsung berangkat ke sana.

Di depan rumah besar kosong dua lantai, tim polisi bersiap. Polisi berteriak agar Indra menyerah. Daripada ditindak tegas. Ditunggu sejenak, tanpa reaksi. Tim masuk dalam formasi mengurung. Polisi waspada. Meski tersangka jago cekik, tak ada riwayat bersenjata, tetap saja bahaya.

Ternyata, Indra meringkuk di pojok ruangan di lantai dua. Ia diringkus tanpa perlawanan berarti. Ia dikerangkeng lagi. Untuk kali ketiga.

Cekikan Indra itu dalam kriminologi disebut ligatur. Itu cara bunuh efektif yang paling mematikan.

Dikutip dari jurnal ilmiah Training Institute on Strangulation Prevention, 8 Oktober 2018, berjudul Strangulation: A deadly tactic, pakar cekikan Dr Richard Harruff, kepala pemeriksa medis dari kantor Pemeriksa Medis Seattle-King County, Amerika Serikat (AS), mengatakan bahwa cekikan mematikan dibagi dua: manual dan ligatur.

Manual, cekikan menggunakan tangan kosong. Ligatur menggunakan alat seperti tali, kabel, ikat pinggang, tali sepatu, kawat, atau kabel listrik. Keduanya sama-sama menghambat pasokan oksigen ke otak. Ketika pasokan oksigen ke otak berhenti dalam empat menit, orang yang dicekik mati.

Bagaimana cara mengatasi jika kita dicekik? Jawabnya ada dua, bergantung profil dan kondisi koban. Juga, situasi kondisi kejadian.

Dikutip dari kursus tentang cekik dari The Training Institute on Strangulation Prevention, program bela diri dari Alliance AS, momen terpenting adalah beberapa detik sebelum pelaku mencekik. Pastinya, pelaku tidak mendadak mencekik, kecuali kita disergap dari belakang. Jika situasi berhadapan, ada detik-detik pelaku menerjang.

Saat itulah kita berposisi double cover. Dua tangan mengepal, diangkat merapat melindungi wajah. Kepalan di atas mata, siku di depan dada. Cekikan manual atau ligatur bakal gagal.     

Kalau sampai tercekik, ada waktu sepuluh detik untuk melawan dengan berbagai cara. Lewat dari itu, korban sudah sulit melawan. Sebab, otak terhambat oksigen, maka panik, halusinasi, pingsan. Cekikan empat menit konsisten tanpa kendur, korban mati.

Pada sepuluh detik itu, masih ada kesempatan, disebut ”teknik tempurung kura-kura”. Tekuk dagu mepet ke dada, angkat bahu ke atas untuk membantu menyangga leher. Bentuknya seperti kura-kura. Itu memperpanjang dari sepuluh menjadi dua puluh detik menuju pingsan. Itulah saatnya berontak, melawan.

Kategori :