Provinsi Jawa Timur membuat sejarah baru tahun ini. Yakni berhasil menurunkan angka kemiskinan menjadi 9,79 %. Bergabung bersama 19 provinsi lain yang angka kemiskinannya tembus 1 digit. Tentu, prestasi itu tak datang ujug-ujug, melainkan diraih dengan konsistensi menerapkan strategi.
—---Pada 2019, sebetulnya, angka kemiskinan Jawa Timur (Jatim) mencapai 10,37 persen. Namun, pandemi Covid-19 datang pada 2020. Angka kemiskinan di Bumi Majapahit pun melonjak hingga 11,46 persen.
Pandemi membuat nyaris seluruh sektor perekonomian lumpuh. Hal itu juga dirasakan oleh seorang ibu rumah tangga, Wiji Lestari, di Desa Batuaji, Kabupaten Kediri. Usahanya berdagang jilbab terpaksa berhenti total.
Kepala Bappeda Jatim Mohammad Yasin membeberkan strategi kunci untuk menekan angka kemiskinan saat ditemui di Gedung Negara Grahadi, Kamis malam, 10 Oktober 2024.-Boy Slamet/Harian Disway -
Lestari memang salah satu dari sekian juta orang yang terdampak pandemi secara langsung. Modalnya habis untuk biaya kebutuhan hidup sehari-hari. Pemerintah pun mulai gencar memberi bantuan kepada warga.
Termasuk Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang memberi perhatian khusus kepada para wirausaha UMKM seperti Lestari.
Saat itu, di bawah kepemimpinan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dan Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak membuat program Jatim Puspa (Pemberdayaan Usaha Perempuan).
BACA JUGA:Pemprov Jatim Tanggung Biaya Operasi Bayi Kembar Siam Asal Tulungagung
BACA JUGA:Penyaluran Dana Desa Cepat, Angka Kemiskinan Desa di Jatim Lebih Baik
Sasarannya para perempuan seperti Lestari. Tentu bantuan itu sangat efektif. “Jadi, itu salah satu bagian dari strategi kami. Meningkatkan kembali pendapatan dan produktivitas warga,” jelas Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jatim Mohammad Yasin saat ditemui di Gedung Negara Grahadi, Kamis, 10 Oktober 2024.
Hasilnya juga langsung bisa dimanfaatkan. Sebelum pandemi, pendapatan Lestari dari dagang jilbab cuma Rp 800 ribu per bulan. Namun, setelah disentuh oleh program Puspa Jatim, kini pendapatannya bisa mencapai hingga Rp 1,5 juta per bulan. Hampir dua kali lipat.
Yasin mengungkapkan bahwa keberhasilan Jatim dalam menekan angka kemiskinan hingga 1 digit itu memang tak mudah. Penuh perjuangan. Dan merupakan buah dari empat strategi yang dijalankan selama lima tahun belakangan.
Program Jatim Puspa itu termasuk dalam strategi meningkatkan pendapatan dan produktivitas warga. Bersanding dengan program lainnya yaitu Kelompok Usaha Bersama dan Peti Koin Bermantra.
BACA JUGA:Data P3KE Diterima, Angka Kemiskinan Harus Turun
BACA JUGA:Angka Kemiskinan Ekstrem Jadi Pekerjaan Rumah
Sedangkan tiga strategi lainnya yakni penguatan database, penguatan kelembagaan Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD), mengurangi kantong kemiskinan, serta sinergitas pengelolaan dan penganggaran.