BACA JUGA: Tolak Pengungsi Rohingya, Warga Aceh Barat Gelar Demo
PT Solusi Bangun Andalas adalah salah satu produsen semen di Indonesia dengan kapasitas produksi saat ini sebesar 1,8 juta ton per tahun dengan luas area pabrik 5.200 hektare.
Fasilitas produksi yang dimiliki PT Solusi Bangun Andalas meliputi pabrik terpadu di Lhoknga dan lima terminal pengepakan yang berlokasi di Lhoknga, Lhokseumawe, Belawan, Batam, dan Dumai.
Sebagai salah satu bagian dari perusahaan badan usaha milik negara (BUMN), PT Solusi Bangun Andalas menempatkan diri sebagai perusahaan terbesar produsen semen di Asia Tenggara. Apalagi setelah Semen Indonesia Group menguasai mayoritas saham sebesar 80,6 persen dan sisa saham Holcim itu dimiliki publik sebesar 19,4 persen.
BACA JUGA: Hari Pahlawan, Perempuan Aceh, dan Sejarah yang Androgynous
BACA JUGA: Lonceng Peninggalan Cheng Ho di Aceh Dinamakan Cakra Donya, Inilah Kisahnya
Kegiatan penelitian itu penting dilakukan. Sebba, PT Solusi Bangun Andalas perlu melakukan pemetaan sosial kembali untuk melihat perubahan kondisi sosial-ekonomi masyarakat pasca disalurkannya sejumlah program CSR dan pasca beroperasinya pabrik semen PT Solusi Bangun Andalas.
Pertanyaan utama yang akan dikaji di sini adalah seberapa jauh masyarakat lokal telah merasakan dampak langsung atau manfaat dari kehadiran dan operasional pabrik semen PT Solusi Bangun Andalas?
Sebuah perusahaan besar seperti PT Solusi Bangun Andalas yang hadir di tengah komunitas masyarakat desa di Aceh, langsung maupun tidak langsung, tentu akan menimbulkan situasi problematik dan dampak sosial tersendiri yang harus diantisipasi agar tidak berkembang kontraproduktif.
Berdasar pengalaman pembangunan dan kehadiran industrialisasi di mana pun –tak terkecuali kehadiran pabrik semen PT Solusi Bangun Andalas di Aceh– niscaya akan selalu melahirkan perubahan kondisi sosial-ekonomi dan budaya masyarakat (Vrankic, 2022).
Invasi dunia industri ke sebuah wilayah di satu sisi memang mampu meningkatkan kesejahteraan sebagian masyarakat. Namun, tak jarang pula dunia industri yang mismatch dengan profil masyarakat lokal justru melahirkan sejumlah dilema (Primawati, 2013).
Bahkan, banyak bukti memperlihatkan, aktivitas industri yang memarginalisasi penduduk setempat akhirnya malah melahirkan resistansi (Tjoetra & Suadi, 2022) yang berkepanjangan.
EFEKTIVITAS CSR
Untuk mencegah agar industrialisasi tidak melahirkan perlawanan penduduk setempat, yang dibutuhkan adalah perencanaan program yang kontekstual, pengguliran berbagai program CSR yang sesuai kebutuhan masyarakat, dan perkembangan kegiatan operasional pabrik yang memperhatikan kelestarian lingkungan (Achmad, 2023).
Kehadiran sebuah pabrik berskala raksasa seperti pabrik semen PT Solusi Bangun Andalas yang peka pada kebutuhan masyarakat lokal diharapkan tidak sampai menimbulkan gejolak dan dampak yang memarginalisasi masyarakat.
Bahkan, sebaliknya, justru dapat melahirkan manfaat yang positif bagi perkembangan tingkat kesejahteraan masyarakat setempat, kemandirian dan perkembangan berbagai kegiatan usaha yang berkelanjutan (Kurniadi & Wardoyo, 2022; Ratna & Hasanah, 2019).