Marc Marquez berhasil memenangkan dua grand prix di paruh kedua musim ini, meskipun harus menghadapi kendala teknis pada motornya.
Setelah kegagalan mesin di Indonesia, Ducati dilaporkan akan kembali menggunakan set-up roda gila sebelumnya, mengingat kekhawatiran bahwa roda gila baru tersebut bisa menjadi penyebab utama ledakan mesin.
Marc Marquez juga terkena dampak, seperti biasa, namun komentarnya lebih mengarah bahwa ia tidak mau membuang waktu untuk hal-hal yang tidak dapat ia kendalikan.
“Memang benar ada perubahan besar dibandingkan Mandalika, yakni dibandingkan sepeda motor tujuh hari lalu," kata Marquez.
“Ya, penghapusan itu berdampak besar pada cara saya mengemudi, tapi tidak ada gunanya mengeluh, anda tidak punya pilihan selain beradaptasi dengan apa yang ada,” tambahnya.
Meskipun demikian, ketidakpuasan Marc Marquez terhadap perubahan ini tetap menjadi perhatian. Dia merasa bahwa perubahan-perubahan pada GP23 tidak memberikan keuntungan yang diharapkan dan malah membuat situasi semakin sulit.
Dalam beberapa wawancara, Marc Marquez secara terbuka menyuarakan ketidakpuasannya terhadap performa motor GP23, terutama dalam hal stabilitas dan pengendalian motor.
Marc Marquez dikenal sebagai pembalap yang agresif, yang sangat bergantung pada motor yang responsif untuk dapat bersaing di puncak klasemen.
Oleh karena itu, setiap perubahan yang membuat motor kurang sesuai dengan gaya balapnya dapat dirasakan sebagai kerugian besar.
BACA JUGA:Pergerakan Paddock MotoGP: Aprilia Rekrut Fabiano Sterlacchini, Albesiano Gabung HRC
BACA JUGA:Marc Marquez Akui Harapanya Juarai MotoGP 2024 Telah Berakhir
Tantangan Terhadap Ketersediaan Mesin
Marc Marquez tidak menghentikan daya saingnya meskipun GP 23 dikatakn downgrade -marcmarquez-Instagram
Salah satu isu teknis yang paling mengkhawatirkan Marc Marquez saat ini adalah kehilangan dua dari tujuh mesin yang diizinkan untuk digunakan selama musim balapan.
Berdasarkan data alokasi mesin resmi yang disediakan oleh Dorna Sports, Marc Marquez kehilangan dua mesin setelah insiden di Mandalika, yang membuatnya berada dalam posisi sulit.
Mengingat bahwa kalender MotoGP 2024 menampilkan 21 putaran, Marc Marquez dan para pembalap non-konsesi lainnya akan mendapatkan mesin kedelapan, tetapi ini baru bisa digunakan setelah Grand Prix Malaysia.
Situasi ini membuat Marc Marquez harus berjuang dengan mesin yang tersisa hingga balapan di Malaysia, sebuah tantangan yang tentu tidak ringan. Pembalap-pembalap lain, seperti Bezzecchi dan Alex Marquez, juga menghadapi masalah serupa.