Para perempuan tak bersuami tersebut biasanya jadi sasaran para agen-agen TKI untuk diberangkatkan ke luar negeri menjadi TKW.
Hal tersebut berusaha dicegah pihak desa dengan mendirikan berbagai umkm yang bisa menopang ekonomi para janda.
Salah satunya dengan produk susu dan madu, minuman jamu tradisional, jajanan dan kue yang dijual di rest area, kerajinan kostum tari, dan sebagainya.
Di Desa Jarakan tim juga mengunjungi Gunung Bolo yang menjadi bong (kuburan cina).
Kawasan Gunung Bolo terkenal dengan aktivitas esek-esek bahkan berkembang cukup populer sampai dikelola parkirnya oleh warga.
Perlahan, melalui sinergi tiga pilar, Suad Bagyo dan kawan-kawan melakukan patroli dan pengawasan serta mulai mencarikan alternatif pekerjaan untuk para penduduk yang sebelumnya mengelola parkir dan menfasilitasi pengunjung Gunung Bolo untuk melancarkan aksi mesumnya.
Setelah dari Jarakan, tim berembuk untuk memutuskan apakah akan menginap di Tulungagung atau langsung menuju Trenggalek. Mengingat hari sudah malam dan medan ke Kecamatan Panggul cukup terjal dan berliku.
Tim memutuskan melanjutkan perjalanan melewati hutan dan gunu-gunung di selatan Trenggalek agar bisa sampai di Panggul dan langsung melakukan penilaian esok harinya. (*)