Memanfaatkan platform media sosial untuk menyebarkan informasi terkait trauma dan berbagi pengalaman dari penyintas.
Kampanye itu dapat berupa unggahan infografis, video edukatif, atau kutipan inspiratif, yang bertujuan menyentuh lebih banyak orang sekaligus menghilangkan stigma tentang kesehatan mental.
3. Mengadakan Sesi Konseling Gratis
Lembaga kesehatan dan organisasi non-pemerintah dapat menyediakan layanan konseling gratis. Terutama bagi mereka yang terkena trauma. Dengan akses yang lebih mudah ke dukungan mental, diharapkan lebih banyak individu dapat meraih bantuan yang mereka butuhkan untuk memulihkan diri.
4. Pelatihan Penanganan Trauma
Mengadakan pelatihan penanganan trauma untuk tenaga kesehatan, relawan, dan masyarakat umum akan membantu mereka memahami cara menangani situasi kritis yang berkaitan dengan trauma.
Pelatihan itu bisa mencakup metode pertolongan pertama psikologis (psychological first aid) dan teknik penanganan yang tepat di saat krisis.
5. Menggalang Dana untuk Penyintas
Penggalangan dana bisa dilakukan untuk memberikan dukungan finansial kepada para penyintas trauma yang memerlukan perawatan medis maupun psikologis.
Dengan dana itu, mereka bisa mendapatkan akses ke terapi, perawatan lanjutan, atau sumber daya lain yang dibutuhkan untuk pemulihan.
6. Pemutaran Film atau Dokumenter Tentang Trauma
Film atau dokumenter yang mengangkat tema trauma dan penyembuhannya bisa menjadi cara yang efektif untuk meningkatkan pemahaman masyarakat.
Melalui film, semua pesan yang disampaikan akan lebih menyentuh dan membangun empati. Sehingga memotivasi lebih banyak orang untuk mendukung korban trauma.
BACA JUGA:Seluk Beluk 14 Oktober yang Dikenal Sebagai I Love You Day
Dengan memperingati Hari Trauma Sedunia melalui kegiatan-kegiatan itu, diharapkan masyarakat dapat semakin peka terhadap pentingnya penanganan trauma dan mendukung penyintas dalam perjalanan pemulihan mereka. (Jessica Laurent)