Anugerah Patriot Jawi Wetan II 2024: Tari Singo Mbah Wulung dan Tari Jejer Gandrung

Kamis 03-10-2024,10:00 WIB
Reporter : Guruh Dimas Nugraha
Editor : Noor Arief Prasetyo

Alkisah, terdapat seorang abdi Majapahit beragama Islam, Mbah Singo Wulung yang pergi ke Bondowoso untuk membuka lahan sekaligus mendakwahkan Islam. Saat ke kawasan tersebut, ia dihadang oleh seorang bromocorah sakti.

Mbah Wulung pun bertempur dengan bromocorah tersebut. Ternyata, jurus yang mereka gunakan hampir sama. Menunjukkan bahwa keduanya merupakan tunggal guru, tunggal ilmu. Yakni berasal dari perguruan yang sama.

Singkat cerita, Mbah Wulung berhasil berdamai dengan bromocorah yang ternyata saudara seperguruannya itu. Kemudian Mbah Wulung membuka lahan di tanah tersebut dan mendakwahkan Islam. Kisah pertarungan itu diabadikan dalam tari Singo Wulung.

Dalam tari tersebut terdapat empat penari yang memainkan boneka macanan. Seperti barongsai. Mereka melakukan gerakan akrobatik. Seperti berguling dan bersalto. Setelahnya, kami kembali ke Balai Desa Sumberkokap dan bersiap melanjutkan perjalanan.

BACA JUGA:Anugerah Patriot Jawi Wetan II 2024: Tim 2 Sampai Sumenep, mulai Penjurian Lapangan

BACA JUGA:Anugerah Patriot Jawi Wetan II 2024: Tim 2 Menuju Sumenep, Inilah Pesan Juri

Desa kedua pada penjurian hari ketiga adalah Desa Sepanjang, Kecamatan Glenmore, Banyuwangi. Sebelumnya, kami diajak oleh Kasatbinmas Polresta Banyuwangi Kompol Toni Irawan SH, MH, ke Kafe Rolas di kawasan Kumitir, Jember. Di situ kami bersantai terlebih dulu dengan menyantap beberapa kudapan dan kopi khas Kumitir.

Kami melakukan perjalanan ke Sepanjang dengan melewati rute legendaris Alas Kumitir atau hutan Kumitir. Pemandangan indah dengan akses jalan yang tak terlalu lebar. Kami bisa melaju cukup cepat dengan dikawal mobil backbone Polres Banyuwangi.

Di Balai Desa Sepanjang, kami disambut oleh linmas, tiga pilar, perangkat desa, dan para warga yang kompak. Terdapat dua penari yang menarikan tari jejer gandrung khas Banyuwangi. 

Gerakan mereka luwes dan gemulai. Seni-budaya desa tersebut, termasuk seni tradisi, hidup dan lestari. Anak-anak muda masih banyak yang tertarik dengan tradisi daerahnya.

Kami diperkenalkan dengan kuliner khas Sepanjang, lontong campur. Yakni kuliner berkuah dengan lontong, potongan daging, bihun, dan kuah yang sekilas mirip kuah lodeh. Namun, rasanya gurih dan sedap.

Rupanya terdapat campuran bumbu kacang dalam adonan kuah lontong campur itu. Kepala Desa Sepanjang Rojikin menyebut bahwa lontong campur merupakan kuliner favorit Abdullah Azwar Anas, mantan Bupati Banyuwangi.

“Kalau beliau sedang ke Banyuwangi, pasti ke Sepanjang dan pesan lontong campur ini,” kata Rojikin. 

Memang rasanya enak dan itu bagi saya merupakan salah satu kuliner lokal ternikmat yang pernah kami coba sepanjang penjurian.

Usai penjurian di Sepanjang, kami beranjak. Pada hari keempat, ada dua sasaran desa di dua kota: Jember dan Lumajang. Kami terlebih dulu menginap di Jember. (*)

 

Kategori :