SIDOARJO, HARIAN DISWAY - Membatik kini bukan hanya aktivitas mencanting atau membuat motif di atas kain. Namun, teknik membatik dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan karya seni rupa. Tanpa perlu terpaku pada motif-motif pakem.
Seperti terlihat dalam ajang pameran bertajuk ArtKroobatik dari Komunitas Lukis Batik. Pameran itu berlangsung di gedung Dewan Kesenian Sidoarjo (Dekesda), Jalan Erlangga, Sidoarjo. Yakni pada 18-25 Oktober 2024.
Puluhan karya seni rupa dari teknik membatik itu dipajang berjajar. Memanfaatkan dua ruangan di gedung tersebut. Beberapa ditata dengan cara digantungkan. Memanjang ke bawah. Seperti tirai-tirai eksotik.
BACA JUGA:Memadukan Sejarah Kerajaan Indonesia dan Wastra dalam UNAIR Berkain
Pameran Lukisan ArtKroobatik, Sajikan Karya Seni Rupa dengan Teknik Membatik. Zahwa Nayla, salah seorang pengunjung pameran seni lukis ArtKroobatik, mengamati karya berjudul Titik Kawitan karya Umi Lailatul Masruro.-Martinus Ikrar Raditya-HARIAN DISWAY
Salah satunya adalah karya milik Umi Lailatul Masruro. Berjudul Titik Kawitan. Karya itu berukuran 220 x 115 cm. Umi menyebut bahwa proses pembuatan karya itu cukup rumit dan memakan waktu panjang. Kurang lebih dua bulan lamanya.
"Titik Kawitan artinya titik awal mula. Dari sebuah titik menjadi garis. Kemudian menjadi bentuk. Seperti permulaan ketika Tuhan menciptakan alam semesta," ungkapnya. Motif batik karyanya pun cenderung rumit.
Acak. Berani menempatkan model-model geometris yang sebenarnya saling bertentangan, namun dapat diwujudkan menjadi satu kesatuan artistik. Di bagian kanan, sebagai aksen, Umi menempatkan motif-motif dengan warna hijau muda. Soft. Membentuk komposisi yang apik.
BACA JUGA:Unair Gandeng 1000 Civitas Akademika, Gelar Pawai Unair Berkain
Agus Miki Prasetyo, penggagas pameran tersebut, memaparkan bahwa ajang itu melibatkan berbagai perupa dari beberapa daerah dan dua negara. Yakni Gabriel Thibendau dari Kanada dan Katarina dari Serbia.
"Keduanya adalah anggota Komunitas Lukis Batik. Juga para perupa lainnya. Ada yang dari Bali, Malang, Trenggalek, dan lain-lain," ujarnya.
Miki memajang karyanya berjudul Aura Aurora. Berlatar hitam dengan beraneka warna yang memancar. Tubuh seseorang di tengah dengan aksen biru. Sedangkan pancaran warna itu cenderung warna-warna menyala. Seperti kuning dan merah.
BACA JUGA:Mixture Coastal Batik Festive, Pameran Batik Tulis di Wisma Jerman
Warna biru dalam tubuh figur itu seperti menyimbolkan sifat asli seseorang. Biru, dingin, kalem. Namun, yang terpancar keluar dari dirinya adalah jilatan-jilatan api. Seperti menggambarkan bahwa di balik tampilan keras, di balik citra yang meledak-ledak, ada sosok yang sebenarnya hangat.
"Bisa jadi begitu. Seperti sosok pria yang tampilannya preman, tapi sebenarnya berhati keibuan," gurau Miki. Seperti aurora borealis. Gejala alam yang muncul dari interaksi yang berlangsung di medan magnet bumi. Menghasilkan pancaran warna di langit. Seperti bergerak dengan dinamis. Namun, sebenarnya tenang.