Memadukan Sejarah Kerajaan Indonesia dan Wastra dalam UNAIR Berkain

Memadukan Sejarah Kerajaan Indonesia dan Wastra dalam UNAIR Berkain

Raja Airlangga yang sudah memberikan banyak desain sistem irigasi untuk masyarakat di dalam kerajaannya dulu. -Vincentius Andito-

SURABAYA, HARIAN DISWAY - UNAIR Berkain sukses dilaksanakan pada Kamis, 17 Oktober 2024. Dengan berbagai model pakaian, kain tradisional atau yang disebut wastra disulap menjadi pakaian yang modis. Tak hanya ajang pamer fashion.

Ternyata ada filosofi mendalam pada acara UNAIR Berkain itu. Salah satunya adalah batik tengger yang dipamerkan oleh civitas akademika UNAIR Banyuwangi. Batik ini memiliki motif yang terinspirasi dari alam, seperti gunung, awan, dan flora lokal.

Warna-warna yang dominan biasanya cokelat, hitam, dan merah. Mencerminkan keindahan alam pegunungan dan kearifan lokal masyarakat Tengger yang menghormati lingkungan dan spiritualitas.

BACA JUGA: Unair Gandeng 1000 Civitas Akademika, Gelar Pawai Unair Berkain

Selaras dengan filosofi wastra UNAIR Berkain ingin menguak sejarah. "UNAIR Berkain menceritakan sejarah kenapa dan apa sih yang dilakukan Raja Airlangga sebelum kita menjadi Indonesia saat ini, sehingga kita mengulik-ulik sejarah," ucap Yulita Umrah

Penggagas dari UNAIR Berkain itu menyampaikan harapan bahwa kegiatan itu bisa memberikan edukasi tentang nilai-nilai di Unair bagi para mahasiswa. Ada hubungan yang selaras dari kisah Raja Airlangga dan Unair.

Karena ternyata Raja Airlangga merupakan seorang akademisi yang berfokus pada sistem irigasi. Raja Airlangga adalah sosok legendaris dalam sejarah Nusantara. Memerintah pada abad ke-11, ia dikenal sebagai raja yang visioner dan pembangun.

BACA JUGA: Peringati Hari Batik Nasional, Hotel Santika Pandegiling Gelar Pameran Bersama UMKM Batik Lokal Surabaya


Batik Tengger yang dibawakan oleh civitas akademika Unair Banyuwangi di Unair Berkain-Dinar Mahkota Parameswari-

Ia memimpin Kerajaan Medang (kemudian dikenal sebagai Kahuripan) dari 1019 hingga 1042. Era pemerintahannya dipandang sebagai masa keemasan karena kemampuannya menjaga stabilitas politik dan memulihkan kemakmuran ekonomi.

Pasca-hancurnya kerajaan oleh serangan Wurawari. Airlangga juga dikenal karena upaya revitalisasi sistem irigasi dan transportasi, yang membawa dampak besar bagi pertanian dan perdagangan.
Batik tengger yang dibawakan oleh civitas akademika UNAIR Banyuwangi ikut andil dalam acara UNAIR Berkain. -Dinar Mahkota Parameswari-

Salah satu pencapaiannya yang paling terkenal adalah pembangunan bendungan Wringin Sapta yang mengendalikan aliran sungai untuk menghindari banjir dan meningkatkan hasil panen.

BACA JUGA: Leedon Hotel Surabaya Rayakan Hari Batik Nasional: Dari Fashion Show hingga Membatik dengan Sentuhan Modern

Strategi Airlangga tidak hanya berfokus pada pembangunan fisik, tetapi juga penguatan budaya dan agama. Ia adalah pelindung agama Hindu dan Buddha, yang membawa harmoni antara kedua agama di wilayahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: