HARIAN DISWAY – Ketua Umum Ikatan Alumni Universitas Pendidikan Indonesia (IKA UPI), Enggartiasto Lukita, menyambut positif struktur baru Kabinet Merah Putih yang diumumkan Presiden Prabowo Subianto.
Pemekaran kementerian di bidang pendidikan menjadi tiga bagian terpisah diyakini akan mempercepat pencapaian program-program prioritas pendidikan di Indonesia.
Dalam Kabinet Merah Putih, sektor pendidikan dibagi menjadi tiga kementerian: Kementerian Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, serta Kementerian Kebudayaan.
Masing-masing kementerian didampingi dua wakil menteri, menambah kekuatan dan fokus pada pencapaian target pendidikan nasional.
“Atas nama IKA UPI dan seluruh alumni, kami mengucapkan selamat kepada para menteri yang baru dilantik, khususnya Menteri Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi, serta Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah. Kami optimis pendidikan Indonesia akan lebih maju di bawah kepemimpinan mereka,” kata Enggar, sapaan akrab Enggartiasto, setelah pelantikan menteri Kabinet Merah Putih, Senin (21/10/2024).
Pemekaran Kementerian untuk Fokus Lebih Tajam
Enggar menilai, pemisahan kementerian pendidikan ini memberikan fokus yang lebih tajam pada setiap bidang. Dengan latar belakang dan rekam jejak para menteri yang mumpuni, ia yakin kebijakan ini akan membawa perubahan signifikan dalam dunia pendidikan.
BACA JUGA:Presiden Prabowo Lantik Luhut Jadi Ketua Dewan Ekonomi Nasional
BACA JUGA:Lima Ketua Umum Parpol Isi Pos Penting di Kabinet Merah Putih Prabowo-Gibran
“Prof. Satryo Soemantri Brodjonegoro, Menteri Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi, memiliki pengalaman panjang dalam dunia pendidikan. Beliau adalah arsitek kemandirian universitas melalui kebijakan badan hukum pendidikan, serta mantan Ketua Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia. Kapasitas beliau tidak perlu diragukan,” ujar Enggar.
Selain itu, Enggar juga memuji Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Prof. Abdul Mu'ti, yang menurutnya memiliki pemahaman mendalam mengenai pengelolaan pendidikan di tingkat sekolah menengah dan dasar, terutama melalui pengalamannya di Muhammadiyah.
Peningkatan Kualitas dan Kesejahteraan Guru
Sebagai perwakilan alumni UPI, Enggar juga menyoroti pentingnya perhatian khusus pada kesejahteraan dan kualitas guru. Ia berharap agar Kementerian Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi menyusun strategi baru yang lebih adaptif terhadap perkembangan teknologi, terutama dalam pendidikan guru.
“Kami mendesak agar pendidikan guru kembali diorientasikan sesuai undang-undang, di mana pemerintah berkewajiban mengembangkan sistem pendidikan guru ikatan dinas berasrama di LPTK. Saat ini lulusan kependidikan dan nonkependidikan tidak ada bedanya, padahal pendidikan guru seharusnya lebih spesifik,” tegas Enggar.
Ia juga menekankan pentingnya pemerataan guru, baik dari segi jumlah, kualitas, maupun kesejahteraan, terutama bagi guru honorer yang hingga kini masih banyak yang hanya mendapatkan gaji rendah. “Kami terus menerima laporan bahwa banyak guru honorer yang masih digaji Rp 500 ribu per bulan. Ini sangat memprihatinkan,” ungkapnya.
Dengan harapan besar terhadap struktur baru ini, Enggar percaya pendidikan Indonesia dapat mencapai standar yang lebih tinggi di bawah kepemimpinan para menteri baru.