HARIAN DISWAY - Presiden Rusia Vladimir Putin belum berencana untuk menciptakan mata uang khusus bagi negara-negara anggota BRICS.
Mengingat proses pembentukan mata uang tersebut membutuhkan waktu dan usaha yang tidak sederhana.
Hal tersebut disampaikan oleh Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Sergei Tolchenov. Dalam konferensi pers rutin yang diadakan di kediamannya di Jakarta Selatan pada Senin, 28 Oktober 2024.
"Presiden Putin belum berencana membentuk sistem pembayaran atau mata uang khusus bagi negara-negara BRICS. Karena kami memahami bahwa proses ini tidak mudah," ujar Tolchenov.
BACA JUGA:BRICS Dorong Pembentukan Mata Uang Alternatif: Upaya Mengurangi Dominasi Dolar AS
BACA JUGA:Deklarasi Kazan: Rivalitas Hegemoni Ekonomi BRICS versus G-7?
Ia menjelaskan bahwa hingga saat ini, negara-negara anggota BRICS masih menggunakan mata uang nasional maupun dolar AS dalam transaksi ekonomi mereka.
Meski demikian, Tolchenov menegaskan bahwa wacana pembentukan mata uang bersama bagi BRICS tetap terbuka. Syaratnya, seluruh negara anggota bekerja sama dan memiliki kesepahaman dalam hal finansial.
"Pembuatan mata uang BRICS mungkin saja terjadi jika semua negara anggota BRICS sepakat untuk menjalin kerja sama finansial yang kuat," tambahnya.
BACA JUGA:Menlu Sugiono Hadiri KTT BRICS Plus 2024 di Rusia
Ia juga menyebut bahwa ada beberapa negara anggota yang aktif mendorong terbentuknya mata uang BRICS. Termasuk Brasil, India, dan Arab Saudi.
Ketiga negara ini dikatakan Tolchenov mendukung gagasan tersebut. Sebagai bagian dari upaya memperkuat kerja sama ekonomi di antara anggota BRICS.
"Kolega-kolega saya dari Brasil, India, dan Arab Saudi juga turut membahas ide ini," jelas Tolchenov.
Wacana pembentukan mata uang BRICS ini sempat menjadi perbincangan hangat di media sosial. Usai digelarnya Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS ke-16 di Kazan, Rusia, pada 24 Oktober lalu.
BACA JUGA:Arah Kebijakan Politik Luar Negeri Prabowo: Pertahankan Prinsip Non-Blok hingga Gabung BRICS