SURABAYA, HARIAN DISWAY – Calon Gubernur Jawa Timur nomor urut tiga, Tri Rismaharini, menyoroti kurangnya keberpihakan birokrasi terhadap masalah yang dihadapi rakyat kecil dalam debat kedua Pilgub Jatim yang berlangsung di Gran City Ballroom, Surabaya, Minggu, 3 November 2024 malam.
Risma mengungkapkan keprihatinan atas situasi di berbagai daerah yang mengalami kekeringan.
Ia mencatat bahwa selama blusukan, banyak wilayah yang membutuhkan air namun tidak ada intervensi dari pemerintah provinsi.
“Saya banyak keliling di Jatim, banyak yang kekeringan, butuh air, tetapi tidak ada siapapun yang datang,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Risma juga menyoroti masalah petani terkait ketersediaan pupuk dan harga panen yang sering kali dimanipulasi oleh tengkulak.
BACA JUGA:Debat Kedua Pilgub Jatim: Risma dan Gus Hans Usung Birokrasi 'Resik' untuk Jawa Timur
BACA JUGA:Sekjen PDIP Pede Risma Bisa Kalahkan Khofifah di Pilgub Jatim
“Petani mengeluh tidak adanya pupuk dan tidak ada siapapun yang menangani. Maka, di mana kehadiran birokrasinya?” tegasnya.
Mantan Wali Kota Surabaya dua periode ini mengaku miris dengan kondisi tersebut dan telah menyiapkan beberapa solusi.
Ia merencanakan pengintegrasian Kali Lamong untuk penyediaan air bersih dan pencegahan banjir, serta pengoptimalan Bakorwil agar dapat menjangkau wilayah pelosok, termasuk dalam hal kesehatan.
“Penderita sakit kanker tiap bulan harus kemoterapi, harus pergi ke Surabaya, tetapi biayanya mahal dan tidak ada yang mendengarkan,” jelasnya.
Risma berkomitmen untuk memperhatikan isu-isu tersebut jika terpilih menjadi Gubernur.
Ia mengutip semboyan partainya, PDI Perjuangan, yang menekankan pentingnya merasakan penderitaan rakyat. “Bagaimana kita merasakan penderitaan masyarakat jadi penderitaan kita juga,” pungkasnya.