AKHIR TAHUN ini menjadi momentum bagi pengembangan ekonomi dan keuangan syariah. Sebab, ini adalah tahun terakhir dalam masterplan pengembangan ekonomi dan keuangan syariah 2019–2024 yang dicanangkan KNEKS. Pencapaian itu akan menjadi base line masterplan pengembangan ekonomi dan keuangan syariah 2024–2029.
Perkembangan ekonomi dan keuangan syariah dalam lima tahun ini cukup positif. Indonesia ditargetkan berada di peringkat kelima dalam State of Global Islamic Economy Report (SGIE Report) tahun 2024.
Hasilnya, tahun 2023 Indonesia sudah berada di peringkat ketiga dalam Global Islamic Economic Indicator (GIEI) setelah Malaysia dan Arab Saudi. Peringkat tersebut naik cukup tinggi jika dibandingkan dengan tahun 2018. Kala itu Indonesia berada di peringkat kesepuluh.
BACA JUGA:Penggerak Ekonomi Syariah
BACA JUGA:Komite Daerah Ekonomi Syariah
Di sektor pariwisata halal, Indonesia juga menunjukkan kinerja luar biasa. Negeri mayoritas muslim tersebut menduduki peringkat pertama pada Global Muslim Travel Index (GMTI) selama dua tahun berturut-turut, yaitu 2023 dan 2024.
Begitu juga di sektor keuangan syariah. Indonesia berada di peringkat ketiga pada Islamic Finance Development Indicator (IFDI). Itu lompatan luar biasa. Sebab, tahun 2018, Indonesia masih berada di peringkat ke-10. Posisi Indonesia juga sangat baik pada pemeringkatan Global Islamic Finance Report (GIFR) dan Global Islamic Fintech Report 2023.
Indonesia juga mencatatkan kinerja yang luar biasa dalam catatan Salaam Gateway. Indonesia masuk Top 30 Organisation of Islamic Cooperation (OIC) Halal Product Companies 2023 untuk tiga kategori produk, yakni makanan, obat-obatan, dan kosmetik halal. Indonesia mendominasi produk dengan 15 perusahaan.
BACA JUGA:Harapan Ekonomi Syariah dari Generasi Z
BACA JUGA:Ekonomi Syariah sebagai Sumber Pemulihan
Perkembangan yang menggembirakan juga tampak pada investasi dalam ekonomi Islam yang mencapai USD 25,9 miliar pada tahun 2022/2023. Pertumbuhannya mencapai 128 persen per tahun. Indonesia menduduki peringkat pertama dengan lebih dari 10 transaksi investasi pada tahun tersebut.
Perkembangan yang cukup baik itu menjadikan ekonomi dan keuangan syariah menjadi harapan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sebab, menurut catatan Bank Indonesia, pangsa aktivitas usaha syariah terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional pada triwulan kedua tahun 2023 adalah sebesar 46,71 persen atau Rp 9.826,8 triliun.
Selain itu, kontribusi pembiayaan syariah bagi UMKM hingga Maret 2024 mencapai Rp 161,03 triliun. Angka itu setara dengan 81,66 persen target rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN) dan 59,88 persen dari target Masterplan Ekonomi dan Keuangan Syariah Indonesia (MEKSI) 2019–2024.
BACA JUGA:Swing Customer Keuangan Syariah