BACA JUGA:Misteri Pembunuhan Waryanto, Mayatnya Dimakan Biawak
BACA JUGA:Kasus Penyekapan dan Penyiksaan yang Misterius
AN diperiksa di Polsek Genteng hari itu dan menginap di polsek karena pemeriksaan belum tuntas. Status AN sampai Senin malam, 18 November 2024, masih saksi. Polisi belum mengumumkan identitas L serta hubungan antara L dan AN sedrta dalam rangka apa L datang ke rumah yang jadi TKP itu?
Sampai Senin malam, konstruksi perkara masih gelap. Identitas setiap pihak belum diungkap. Juga, pihak keluarga korban dan terduga pelaku tidak terbuka. Pastinya mereka berhati-hati. Sebab, ucapan mereka bisa-bisa bakal memberatkan AN yang belum jadi tersangka.
Stanley didesak wartawan tentang pertemanan AN dengan L. Ia mengatakan tidak tahu. ”Tapi, mungkin mama saya tahu hal itu. Kebetulan pada hari Minggu (17 November 2024) ibu saya tidak di rumah (yang jadi TKP), dan belum pulang sampai sekarang (Senin, 18 November 2024). Entah beliau ke mana,” katanya.
BACA JUGA:Misteri Pendamping Dante
BACA JUGA:Dito Mahendra Buron Misterius
Kedengaran aneh, anak berusia 56, berarti ibunya berusia 75 lebih, tatapi si anak tidak tahu kepergian sang ibu. Padahal, mereka mukim bersebelahan rumah.
Kendati begitu, Stanley mau bicara tentang AN. Bahkan, keterangan cukup detail.
Diceritakan Stanley, AN sehari-hari karyawan bagian marketing di perusahaan ekspedisi di Surabaya. Ia beristri, tapi istrinya tidak bersamanya.
Sejak sekitar dua bulan lalu AN curhat ke Stanley, kepala AN sering pusing. Juga, AN mengaku sulit konsentrasi. Saat bekerja, karena sulit konsentrasi, ia sering melakukan kesalahan.
AN kemudian periksa ke dokter. Dirujuk ke psikiater. Kemudian, disarankan psikiater agar AN berobat ke RSUD dr Soewandhi Surabaya. AN menurut, lalu pergi berobat ke sana.
Stanley: ”Sudah sebulan ini, sudah konsultasi ke RSUD dr Soewandhi, sampai ke psikotes segala. Hasilnya, ada semacam depresi. Dan, sampai sekarang ia masih rutin konsultasi ke situ. Minggu ini seharusnya ia kembali ke sana. Setiap minggu sekali rutin konsultasi. Kurang lebih sudah sebulan ini.”
Ditanya, apa penyebab AN depresi? Stanley tidak tahu.
Dari perawatan jalan RSUD Soewandhi, AN diberi obat (tidak disebutkan nama obat) yang rutin harus diminum dua hari sekali. Sampai dengan kejadian meninggalnya L, AN masih rutin minum obat.
Stanley: ”Kalau ia tidak minum obat atau lupa minum obat, bicaranya ngelantur. Kita ngomong A, ia bisa ngomong B atau C. Kita tanya A, jawabnya bisa lain-lain. Tapi, kalau ia rutin minum obat, normal seperti biasa.”