Bus 6 meluncur ke TPS Lapas kelas II A Porong, TPS eks warga korban lumpur, dan TPS RW 1 Alun-Alun Contong.
Kunjungan itu ternyata tidak melulu terkait dengan proses teknis pemilihan umum. Justru, para delegasi asing itu memanfaatkan waktu dengan berinteraksi dengan warga. Misalnya, Shakir Mahmood Bandar, kepala delegasi Organization of Islamic Cooperation (OIC). Pria asal Iraq itu tampak asyik bercengkerama dengan Anita, salah seorang penghuni Liponsos.
WARGA BINAAN LIPONSOS Keputih, Sukolilo, memasukkan surat suara dibantu petugas KPPS 901-Moch Sahirol Layeli-
Bandar pun ikut menggambar pada secarik kain memakai kuas panjang. Kanvas besar itu akan menjadi kain batik produksi warga Liponsos.
Relasi pengamat dengan warga juga terlihat pada kunjungan delegasi EVP ke TPS 007 Kelurahan Genteng. Pada TPS yang terletak di Pendopo Cak Markeso itu, anak-anak justru merubung Dani Heru Dwi Hartanto dari Komunitas Mata Hati. Ya, pada EVP tersebut, KPU memang mengundang banyak lembaga. Dari dalam negeri ada wakil perguruan tinggi, kelompok pemantau pemilu, hingga pegiat komunitas disabilitas.
Nah, Dani yang tunanetra itu rupanya menarik perhatian anak-anak di Kampung Ketandan. Mereka penasaran dengan handphone Dani yang bisa mengeluarkan suara plus menggambarkan situasi sekitar TPS.
AKTIVITAS WARGA binaan Liponsos Keputih ketika membatik. kegiatan itu juga disaksikan delegasi EVP 2024.-Moch Sahirol Layeli-
Muhammad Fahari Romadhon, siswa kelas 5 SDN Ketabang Seruni, bahkan mencoba tongkat milik Dani. Dengan memejamkan mata, bocah berusia 12 tahun itu menjajal berjalan. Ia berusaha melewati beberapa anak tangga plus selokan tanpa melihat.
Di kampung tersebut, Profesor Eric Alan Jones dari Northern Illinois University, Chicago, tampak asyik mengamati perhitungan suara. Pakar studi sejarah dan kajian Asia Tenggara tersebut juga berbincang dengan warga yang mengamati perhitungan.
Ivy Nwe, delegasi dari Asian Network for Free Election, Bangkok, Thailand, juga mengapresiasi penyelenggaraan pemilu kali ini. ’’Walaupun saya hanya mengunjungi dua TPS,’’ ucapnya.
Berdasar data KPU, total pemilih terdaftar kali ini mencapai 203 juta orang. Di Jatim, jumlahnya mencapai 21.280.418 orang. Secara nasional, jumlah penyandang disabilitas yang memilih adalah 951.812. Sebagian besar (40 persen) adalah penyandang keterbatasan fisik. Selain itu ada sekitar 35 persen penyandang disabilitas tunarungu, tunawicara, dan tunanetra. Sisanya adalah penyandang keterbatasan di bidang mental dan intelektual.
Nah, semua orang itu tentu berhak mendapatkan kesempatan yang sama untuk memilih. Dan menurut pengamatan sekilas Ivy, TPS yang dikunjunginya sudah cukup ramah untuk semua kalangan pemilih. ’’Memang ada tempat mencoblos yang sedikit tinggi. Tetapi, itu tidak masalah. Bisa diakses,’’ kata Ivy.
’’Antusiasme warga juga cukup bagus. Cukup terlihat,’’ tambahnya.
Memang, ini adalah pesta. Pesta demokrasi yang melibatkan semua kalangan. Dari berbagai latar belakang. (*)