BACA JUGA:Ekspor Kopi Indonesia Meningkat pada 2024 Berkat Permintaan Pasar Global yang Tinggi
BACA JUGA:Inovasi Kopi Tanpa Biji Atomo, Meningkatkan Rasa dan Menjaga Bumi
Konsumsi kopi berkafein selama kehamilan masih menjadi topik yang membingungkan. Sebuah gambaran tahun 2022 menemukan kaitan antara konsumsi kopi sebelum dan selama kehamilan dengan kehamilan risiko keguguran. Meskipun hubungan itu bisa dipengaruhi faktor lain. Seperti kebiasaan merokok.
Esther Myers, ahli gizi, meninjau 380 penelitian dan menyimpulkan bahwa konsumsi hingga empat cangkir kopi per hari untuk orang dewasa, dan tiga cangkir untuk wanita hamil, dianggap aman.
Namun, Badan Standar Makanan menyarankan ibu hamil dan menyusui untuk membatasi konsumsi kopi hanya satu hingga dua cangkir per hari.
Beberapa penelitian bahkan merekomendasikan menghindari kopi sepenuhnya untuk mengurangi risiko kelaparan, berat badan lahir rendah, dan keguguran.
Emily Oster, seorang ekonom dan penulis buku, yang mengeksplorasi data seputar kehamilan, juga mengungkapkan bahwa tidak ada panduan seputar kopi yang konsisten.
“Kekhawatiran besarnya adalah kemungkinan bahwa konsumsi kafein dikaitkan dengan keguguran. Terutama pada tiga bulan pertama," ungkapnya.
Ia juga menjelaskan bahwa wanita yang merasa mual di awal kehamilan biasanya tidak mengalami keguguran. Wanita-wanita itu cenderung menghindari kopi. Karena minuman tersebut dapat memengaruhi rasa mual. Sehingga mereka tidak mengkonsumsi kopi lebih banyak lagi.
Kopi Dapat Menyebabkan Kecanduan
Proses pembuatan kopi manual brew yang disuguhkan di Kopi Pawon. --YouTube @SSG Coffee Channel
BACA JUGA:Ardian Purwoseputro: Membawa Kopi Blitar dan Budaya Lokal ke Panggung Dunia
BACA JUGA:Proses Panjang Pembuatan Kopi Luwak: Dari Musang Kelapa hingga Jadi Minuman di Cangkir Anda
Kopi tidak hanya memengaruhi kesehatan fisik seperti jantung, kanker, dan kehamilan, tetapi juga berdampak pada otak dan sistem saraf. Kafein, sebagai obat psikoaktif, memiliki efek berbeda pada setiap individu, tergantung pada genetik mereka.
Sebagian orang toleran terhadap kafein. Sementara yang lain menjadi cemas setelah meminum kopi. Namun, alasan perbedaan itu belum sepenuhnya dipahami.
Peminum kopi rutin mungkin tidak lagi mendapatkan manfaat konsentrasi dari kafein. Karena tubuh mereka telah beradaptasi. Sebaliknya, manfaat optimal biasanya dirasakan oleh mereka yang jarang mengonsumsi kopi.
Meski banyak orang bercanda tentang kecanduan kopi, risikonya sebenarnya rendah. Efek samping utama yang perlu diperhatikan adalah gejala seperti kelelahan dan sakit kepala ketika konsumsi kopi dihentikan.