HARIAN DISWAY - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyatakan kesiapannya untuk bekerja sama dengan Badan Gizi Nasional (BGN) dalam mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG) melalui penyediaan produk perikanan berkualitas sebagai sumber protein utama.
Program ini diharapkan dapat meningkatkan gizi masyarakat secara luas.
Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, menjelaskan bahwa KKP telah mengembangkan budidaya perikanan yang disesuaikan dengan komoditas unggulan di setiap wilayah.
BACA JUGA:Program Makanan Bergizi; Perspektif Filsafat Marxisme dalam Kebijakan Pangan
Hal ini sejalan dengan konsep MBG yang mengutamakan kearifan lokal dan potensi daerah masing-masing.
“Program makan bergizi ini menjadi peluang besar untuk menyerap hasil budidaya perikanan karena pasar sudah tersedia,” ujar Menteri Trenggono usai pertemuannya dengan Kepala BGN, Dadan Hindayana, di Kantor KKP, Kamis, 28 November 2024.
Menurut Trenggono, KKP telah mempersiapkan berbagai model budidaya untuk dikembangkan di berbagai daerah, seperti budidaya ikan nila salin di Karawang.
Model budidaya ini akan diterapkan untuk revitalisasi tambak-tambak yang tidak aktif di sepanjang Pantura dari Banten hingga Jawa Timur, dengan total tambak idle mencapai 78 ribu hektare.
Pada tahap pertama, revitalisasi akan menyasar 13 ribu hektare pada tahun 2025.
“Kami akan mengembangkan budidaya tematik sesuai potensi daerah untuk mendukung kebutuhan pangan program MBG,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala BGN, Dadan Hindayana, menyatakan kesiapan pihaknya untuk berkolaborasi dengan KKP dalam pelaksanaan MBG.
Sinergi ini juga diharapkan dapat mempercepat tercapainya target swasembada pangan nasional.
Dadan mengungkapkan bahwa 85 persen anggaran program MBG akan digunakan untuk membeli bahan pangan lokal sesuai potensi daerah.