BACA JUGA:Gus Miftah Resmi Menjabat Utusan Khusus Presiden, Fokus pada Pembinaan Keagamaan
Menurut Miftah, dakwah harus bisa menjangkau semua lapisan masyarakat, termasuk mereka yang berada di lingkungan hiburan malam.
Keputusannya untuk berdakwah di tempat-tempat seperti ini menimbulkan perdebatan, dengan sebagian pihak mendukungnya, sementara yang lain mengecamnya.
Tak hanya itu, Miftah juga pernah menuai kritik tajam saat memberikan orasi di Gereja Bethel Indonesia (GBI) Amanat Agung di Jakarta Utara pada 2021.
BACA JUGA:Gus Miftah Kritik Aturan Pengeras Suara Kemenag: Dangdutan Sampai Jam 1 Malam Nggak Masalah!
Kehadirannya di gereja tersebut dianggap oleh sebagian orang sebagai pelanggaran terhadap toleransi agama, meskipun ia membantah tuduhan tersebut dan menegaskan bahwa ia hanya berorasi, bukan berdakwah.
Kritik serupa juga muncul ketika ia menentang larangan penggunaan speaker masjid saat Ramadan, membandingkannya dengan acara dangdutan yang, menurutnya, tidak pernah dilarang hingga larut malam.
Potret Gus Miftah tengah memborong es teh saat ceramah di Ajibarang pada 17 Mei 2022 lalu.--NU Banyumas
Meski kerap disorot, Miftah tetap mendapatkan posisi penting dalam pemerintahan. Pada Oktober 2024, Presiden Prabowo mengangkatnya sebagai salah satu utusan khusus untuk membangun komunikasi internasional mengenai moderasi dan toleransi beragama.
BACA JUGA:Kemenag Tanggapi Kritik Gus Miftah Tentang Aturan Pengeras Suara: Gagal Paham dan Asal Bunyi!
Ia dipercaya untuk mengawal isu-isu kerukunan di Indonesia, meski banyak yang mempertanyakan reputasinya terkait kontroversi yang sering menyertainya.
Kini, insiden terbaru dengan pedagang es teh semakin memanaskan opini publik tentang figur Miftah. (*)