RAPAT PENGURUS untuk melakukan koordinasi dan penyusunan program 2025 WUACD dilaksanakan di Federation University Kampus Mount Helen, Victoria. Rapat anggota WUACD (World University Association of Community Development) tanggal 26 November 2024 memutuskan pertemuan pada 2025 dilaksanakan di Thammasat University Thailand.
Thammasat University dipilih setelah ditawari oleh pimpinan sidang waktu itu yang akhirnya didukung secara aklamasi oleh anggota lain yang hadir, baik langsung maupun melalui Zoom meeting. Itu setelah perwakilan dari Thammasat ditanya apakah bersedia.
Perwakilan dari Thammmsat University, yaitu Associate Professor Dr Supreedee Rittironk yang menjabat vice-rector for international affairs dan Assistant Professor Weeraboon Wisartsakul sebagai the dean of Puey Ungphakorn School of Development Studies, menyatakan kesediaannya.
BACA JUGA:Tim WUACD Universitas Airlangga ke Melbourne (1): Mengembangkan Kolaborasi Antar-PT di Dunia
UNIVERSITAS THAMMASAT
Universitas Thammasat berdiri secara resmi sebagai perguruan tinggi pada tanggal 27 Juni 1934. Pendirinya adalah Prof Pridi Banomyong. Pada masa itu, Banomyong ingin memperkenalkan demokrasi kepada masyarakat Thailand melalui perguruan tinggi.
Terjadinya kudeta di Thailand pada 8 November 1947 memberikan dampak dramatis terhadap Universitas Thammasat. Universitas Thammasat (TU) memiliki empat program gelar baru, yaitu hukum, ilmu politik, ekonomi, serta perdagangan dan akuntansi.
Dengan adanya Thammasat University Act 2495 B.E., yaitu semacam Undang-Undang tentang Universitas Thammasat tahun 2495 B.E., diamanatkan bahwa setiap program bisa menawarkan gelarnya sendiri.
BACA JUGA:Tim WUACD Universitas Airlangga ke Melbourne (2): Dilema Kehadiran Mahasiswa Internasional
Perlu pembaca ketahui bahwa B.E. singkatan dari Buddhist Era dan merupakan kalender yang banyak digunakan negara-negara yang masyarakatnya sebagian besar penganut agama Buddha seperti Tibet, Thailand, India, Kamboja, Vietnam, Tiongkok, dan sekitarnya.
Bila dibandingkan tahun Masehi, selisihnya 543 tahun. Jadi, tahun 2495 B.E. sama dengan 1952 M.
Dengan menggaungkan aksi mahasiswa dan dorongan global untuk era kebebasan baru, Universitas Thammasat menjadi pusat pemberontakan mahasiswa pada bulan Oktober 1973. Mahasiswa menuntut konstitusi baru dan pemerintahan parlementer.
Yang Mulia Raja Bhumibol Adulyadej menunjuk Rektor Thammasat saat itu, Prof Sanya Dharmasakti, sebagai perdana menteri pada masa krisis tersebut. Universitas Thammasat terus memainkan peran kunci dalam perubahan dan perkembangan demokrasi dan politik di Thailand.
Pada 1975, rektornya, yaitu Prof Puey Ungpakorn, menyadari bahwa kemajuan negara akan bergantung pada peningkatan fokus pada ilmu pengetahuan dan teknologi.