Tanoto Foundation Cetak Pemimpin Masa Depan Lewat Program Teladan (1): Pimpin Diri Sendiri Mengasah Soft Skill

Jumat 06-12-2024,07:00 WIB
Reporter : Doan Widhiandono
Editor : Doan Widhiandono

Mencetak Teladan Lewat Beasiswa

Program Teladan dari Tanoto Foundation memang tidak seperti beasiswa kebanyakan. Program itu tidak hanya fokus pada pemberian bantuan finansial. Lebih dari itu, penerima beasiswa Teladan Tanoto Foundation benar-benar dibentuk menjadi pribadi yang siap berkiprah di masa depan.

Dalam website-nya, Tanoto Foundation mengemas beasiswa Teladan sebagai program pengembangan kepemimpinan yang dirancang untuk menyiapkan pemimpin masa depan Indonesia.

Para awardee diberikan berbagai keterampilan yang dibutuhkan untuk berkontribusi secara positif terhadap lingkungan tempat mereka tinggal dan bekerja. Karena itu, selain beasiswa penuh dan tunjangan bulanan, ada pelatihan berjenjang dan monitoring terstruktur untuk meningkatkan soft skill.


Hayatul Mardiyah Asynur, anggota TSA Universitas Brawijaya, mempelajari siklus hidup penyu dan ekosistem laut, Minggu, 17 November 2024.-M. Sahirol Layeli-Harian Disway-

Sejak diluncurkan pada 2006, beasiswa Tanoto Foundation sudah melahirkan hampir 9 ribu lulusan. Sejak 2017, skema beasiswa itu berubah.

’’Karena kami menyadari bahwa memberikan beasiswa atau akses pendidikan saja tidak cukup untuk mendorong seseorang bisa mendapatkan kerja, karir yang baik, atau berkontribusi ke masyarakat,’’ ucap Michael Susanto, Head of Leadership Development & Scholarship Tanoto Fondation, kepada wartawan, 20 November 2024, melalui konferensi pers Zoom.

Karena itu, mahasiswa tidak hanya dibekali technical skill. ’’Tetapi juga soft skill. Termasuk keterampilan berkomunikasi, berkolaborasi, mengenal diri sendiri, hingga mengembangkan skill kepemimpinan,’’ papar Michael.

Maka, pada 2019 meluncurlah program beasiswa Teladan. Kepanjangannya adalah: Transformasi Edukasi untuk melahirkan Pemimpin Masa Depan. ’’Dari yang awalnya hanya beasiswa menjadi beasiswa kepemimpinan,’’ ujar Michael.

Menurut Michael, program beasiswa Teladan didesain sesuai perkembangan psikologi seseorang. Terutama untuk menjawab keahlian apa yang diperlukan di era industri 4.0. Nah, sasarannya tentu Gen Z yang akan menjadi motor utama industri di masa depan.

’’Riset menunjukkan bahwa di umur 17-19, anak muda masih mencari jati dirinya. Menemukan kelemahan, kekuatan, menemukan identitas mereka. Kalau anak muda ingin jelas dalam hal yang ingin dikejar dalam karir ke depannya, pertama harus mengenal dulu dirinya. Sayangnya, anak muda dapat akses informasi dari mana-mana. Seringkali asupan tersebut tidak hanya memengaruhi jati dirinya. Tapi, seringkali anak-anak muda tidak punya filter yang baik,’’ tutur Michael.

Karena itu, program dan kegiatan beasiswa Teladan pun disusun secara runtut. ’’Pada semester 2-5, mahasiswa dibantu untuk mengenal diri mereka. Inilah blok pertama: Lead Self,’’ ucap Michael.

Setelah itu, mahasiswa diajak untuk memahami isu-isu yang ada di lingkungan sekitar. Mereka dipahamkan dan difasilitasi tentang penanganan sampah, lingkungan, dan sekitarnya. ’’Ini di semester 6-8. Lead Others. Mereka berlatih menghadapi orang lain dan berpikir solusinya apa,’’  ucap Michael.

Mahasiswa di semester 8 akan menjalankan program Professional Preparation. ’’Sebelum memilih karir apa, mahasiswa sudah menghadapi banyak exposure. Mereka paham apa yang akan terjadi dan apa yang harus dilakukan sehingga bisa memilih masa depan yang baik. Kira-kira begitu challenge-nya,’’ ujar Michael.


Anggota TSA Universitas Brawijaya berfoto bersama di lokasi penanaman mangrove di Pantai Bajulmati, 17 November 2024.-M. Sahirol Layeli-Harian Disway-

Tantangan tersebut ternyata sangat menggembirakan bagi para penerima beasiswa Teladan. Terutama ketika mereka harus bergabung dan berjejaring dalam sebuah organisasi penerima beasiswa. ’’Lingkungan di TSA kan lebih positif. Kekeluargaannya ada banget, gitu. Di sini lebih terstruktur. Lingkungannya lebih positif lagi, lebih mendukung,’’ ucap Winie Rasgian Sesandi.

Kategori :