Melalui cerita tentang masa kecil Sato Reang yang dipaksa untuk beribadah, yang dimana akhirnya bisa menimbulkan kebencian. Eka mengatakan bahwa cara orang tua memperlakukan anak dapat meninggalkan dampak yang mendalam.
"Bagaimana cara orang tua memperlakukan anak juga akan ngefek. Beberapa teman merasa tiba-tiba nggak cuma relate, tapi dia ngerasa ke trigger gitu, apakah ketika membaca novel ini dia merasa traumanya kembali lagi?" ucapnya.
Selanjutnya dari buku ini, Eka Kurniawan ingin menyampaikan beberapa hal yang diharapkannya dapat diambil oleh para pembaca.
"Untuk para pembaca di sini yang pertama, saya berharap ketika selesai membaca mereka merasa puas. Karena sebuah cerita layaknya pikiran, bisa memicu reaksi yang beragam," jabarnya.
BACA JUGA:Buku Sumpah Kabut Kota Karya A Junianto: Kota itu Utari
BACA JUGA:Pernah Incar Gunung Argopuro, Belanda Berencana Bangun Kota Masa Depan
"Kedua, setiap kali saya menulis, saya selalu ingin membuat orang terganggu. Karena saya menulis pun berawal rasa terganggu dari pertanyaan lain, dan saya nggak mau merasa terganggu sendirian," imbuhnya diiringi gelak tawa dari para hadirin.
Sesi tanda tangan buku dalam acara book talk bersama Eka Kurniawan.--Harian Disway/ Angelita Ariko Pinkan
Kemudian usai diskusi selesai, disambung dengan sesi tanya jawab dan foto bersama. Terakhir, para penggemar karya Eka Kurniawan saling berjejer membentuk barisan untuk meminta tanda tangan.
Salah satu pengunjung pun mengungkapkan kesannya terkait acara ini. Ia mengaku merasa senang mengikuti kegiatan tersebut, apalagi sebagai pembaca setia Eka Kurniawan ia sangat menantikannya.
"Waktu beberapa hari yang lalu ada informasi Eka Kurniawan sama Intan Paramaditha mau datang ke sini. selain daripada buku ini adalah bacaan yang saya suka, terus materi yang disampaikan juga chill gak sebegitu kayak buku-buku yang ilmiah banget jadi after all bagus," kata Johan.
BACA JUGA:Deklarasi Perlawanan pada Buku Bajakan Disuarakan dari Yogyakarta
BACA JUGA:Ada 5 Dongeng Legenda yang Bisa Dipakai Para Bunda untuk Kenalkan Nusantara pada Anak
Dilain sisi ada Rizki Safitri, salah satu pengunjung yang tidak bisa mengikuti sesi diskusi dari dekat. Mengingat banyaknya pengunjung yang datang, jadi dia tidak bisa masuk.
"Tadi nggak bisa kedengeran dari luar, soalnya gabisa masuk, datengnya pas udah penuh," ungkapnya.
"Saya sudah mengikuti karya-karya Kak Eka sejak lama, bahkan dalam skripsi saya, saya menggunakan cerpen-cerpen Kak Eka, kumpulan cerpen gitu," sambungnya.