Menyalakan Lentera Pendidikan

Minggu 15-12-2024,05:50 WIB
Oleh: Suko Widodo*

PRESIDEN Prabowo Subianto menangis saat berpidato dalam acara peringatan Hari Guru Nasional 2024 yang digelar di Velodrome, Rawamangun, Jakarta Timur, Kamis, 28 November 2024. 

Awalnya, Prabowo berterima kasih atas segala jasa guru di seluruh Indonesia. Kemudian, presiden menceritakan bahwa apa yang diberikan pemerintah terhadap guru di Indonesia belum maksimal.

Sebagai seorang pengajar, saya pun ikut bergetar kala menyaksikan pidato presiden itu. Seperti para guru lainnya, saya juga punya harapan besar atas terwujudnya apa yang disampaikan presiden. 

BACA JUGA:Kemiripan Surabaya-Bandung dalam Pendidikan Tinggi dan Peran Strategisnya

BACA JUGA:Menanti Wajah Baru Pendidikan Vokasi

Guru, dalam tradisi dan sejarahnya, adalah kaum cendekia yang menghabiskan hidupnya mempelajari semesta, menyelami kehidupan hingga mereka menjadi bijak bestari. 

Guru adalah sosok yang pantas untuk digugu, ditiru, dan diteladani. Begitu besar panggilan jiwa kaum cendekia itu, yang sejak dahulu menjadi penjaga nilai-nilai mulia dalam masyarakat.

Konon, dalam sejarahnya, institusi pendidikan hadir bukan untuk keuntungan materi, melainkan demi pencarian ilmu yang mulia. 

Padepokan dan pesantren menjadi bukti dedikasi para guru yang sepenuhnya berfokus pada transfer ilmu, etika, dan nilai-nilai kemanusiaan. 

BACA JUGA:Pendidikan Vokasi dalam Bingkai Semangat Sumpah Pemuda

BACA JUGA:Darurat Pendidikan Karakter, Literasi, dan Kebahagiaan Gen Z

Seorang guru masa lalu bahkan sering kali hanya menerima segelintir murid agar dapat membimbing mereka secara personal dan mendalam. 

Namun, sistem persekolahan modern yang diperkenalkan Belanda selama masa kolonial mengubah paradigma tersebut. Lahir dari kebutuhan revolusi industri, sistem itu mendesain sekolah sebagai pabrik pengetahuan dengan kurikulum yang seragam dan kelas yang besar. 

Meski telah mengalami banyak perkembangan, hingga era revolusi digital saat ini, warisan tersebut masih memengaruhi cara kita memandang pendidikan.

BACA JUGA:Kehausan Filosofis Pendidikan Indonesia

Kategori :