Masih Hidup 32 Jam Setelah jatuh, Keluarga Juliana Marins Protes Hasil Otopsi

Petugas medis dan kepolisian mengantar peti jenazah Juliana Marins, pendaki asal Brasil yang tewas di Gunung Rinjani, di RS Bhayangkara Mataram, NTB.--Google
HARIAN DISWAY - Fakta baru terungkap dari kasus tewasnya pendaki asal Brasil, Juliana Marins, di Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat. Hasil otopsi kedua di Brasil menyebutkan bahwa Juliana Masih hidup selama 32 jam setelah jatuh pertama dari tebing setinggi lebih dari 200 meter pada 20 Juni 2025.
Temuan in disampaikan oleh ahli forensik Reginaldo Franklin dari Kepolisian Sipil Rio de Janeiro. Menurutnya, kematian Juliana diperkirakan terjadi pada 22 Juni 2025 sekitar pukul 12.15 siang WITA, berdasarkan analisis entomologi forensik atau usia larva pada tubuh korban.
“Tanggal 22, tengah hari, ditambah 15 menit. Itulah perkiraan waktu kematian Juliana,” kata Franklin.
BACA JUGA:Hasil Autopsi, Juliana Marins Hanya Bertahan 20 Menit Setelah Jatuh, Bukan Hipotermia
Juliana diyakini sempat mengalami jatuh pertama, lalu tergelincir lagi ke jurang yang lebih dalam pada keesokan harinya. Cedera utamanya adalah trauma hebat pada kepala, dada, dan perut akibat benturan keras.
Juliana Marins, Pendaki asal Brasil sebelum pendakian ke Gunung Rinjani dan saat ditemukan dalam kondisi meninggal dunia di dasar jurang.--X
Namun, hasil otopsi ini justru memicu kemarahan keluarga Juliana. Kakak korban, Mariana Marins, menyampaikan kekecewaannya karena keluarga mengetahui hasil otopsi dari media, bukan dari pihak resmi.
“Keluarga tidak menerima apapun,” ujarnya.
Keluarga juga mengatakan bahwa mereka telah menunda proses kremasi jenazah agar bisa menunggu hasil pemeriksaan lanjutan. Mereka menanyakan transpransi otoritas Brasil dalam menangani informasi sensitif tersebut.
Pihak kepolisian Rio de Janeiro membantah tudingan kebocoran. Mereka mengklaim telah menyampaikan hasil otopsi secara tertutup kepada keluarga yang hadir. Dan tidak pernah memberikan keterangan ke media sebelum waktunya.
Sementara itu, Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Yusril Ihza Mahendra menegaskan bahwa Indonesia belum menerima nota diplomatik dari pemerintah Brasil terkait insiden ini. Meski begitu, ia menyatakan Indonesia terbuka jika Brasil ingin melakukan investigasi bersama secara resmi.
BACA JUGA:Menko Yusril Hormati Rencana Autopsi Ulang Juliana Marins di Brasil
BACA JUGA:Tim SAR Berhasil Evakuasi Jenazah Juliana Marins dari Jurang, Presiden Brasil Sampaikan Belasungkawa
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: