Menko Yusril Hormati Rencana Autopsi Ulang Juliana Marins di Brasil

Menko Yusril Hormati Rencana Autopsi Ulang Juliana Marins di Brasil

Menteri Koordinator Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, Imigrasi, dan Pemasyarakatan, Yusril Ihza Mahendra tanggapi kematian Juliana Marins melalui konferensi pers di Jakarta, Jumat, 4 Juli 2025.-Youtube/Kemenko Kumham Imipas RI-

JAKARTA, HARIAN DISWAY - Menteri Koordinator Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, Imigrasi, dan Pemasyarakatan, Yusril Ihza Mahendra menegaskan bahwa pemerintah Indonesia tidak mempermasalahkan rencana keluarga Juliana Marins untuk melakukan autopsi ulang di Brasil.

Juliana, warga negara Brasil, meninggal dunia saat mendaki Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat, pada 26 Juni lalu.

“Pemerintah menghormati dan menghargai keinginan keluarga untuk melakukan autopsi ulang ini untuk mendapatkan hasil yang diinginkan oleh keluarga,” ujar Yusril dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat, 4 Juli 2025.

BACA JUGA:Ayah Juliana Marins Tuding Kelalaian Pemandu dan Lambatnya Evakuasi Jadi Penyebab Kematian

Kendati demikian, Yusril menilai autopsi ulang tersebut kemungkinan besar tidak akan menghasilkan temuan yang berbeda dan signifikan.

Ia menegaskan bahwa autopsi yang telah dilakukan di RS Bali Mandara, Denpasar, mengikuti standar dan pedoman forensik internasional. 

“Jika autopsi ulang dilakukan mengikuti metode yang sama berdasarkan standar forensik yang berlaku, sebenarnya hasilnya tidak akan jauh berbeda,” katanya.

Sebelumnya, pihak keluarga Juliana dikabarkan berniat mengajukan permintaan autopsi ulang kepada otoritas kepolisian Brasil guna menyelidiki kemungkinan adanya kelalaian dalam proses penyelamatan oleh pihak Indonesia.

BACA JUGA:Hasil Autopsi, Juliana Marins Hanya Bertahan 20 Menit Setelah Jatuh, Bukan Hipotermia

Dokter Forensik RS Bali Mandara, dr. Ida Bagus Putu Alit, menyebutkan bahwa kematian Juliana disebabkan oleh kekerasan benda tumpul, yang mengakibatkan patah tulang dada, punggung, dan paha serta kerusakan organ dalam.

Luka terparah ditemukan di bagian punggung, diduga akibat terjatuh dari ketinggian 600 meter. Alit menegaskan, korban meninggal dalam waktu sangat singkat setelah terjatuh.

Yusril menyampaikan bahwa pemerintah RI turut berduka atas kejadian tersebut dan menekankan bahwa insiden tersebut merupakan kecelakaan yang bisa terjadi pada siapa pun, mengingat medan Gunung Rinjani yang berat dan cuaca ekstrem saat itu.

BACA JUGA:Kronologi Tim SAR Berhasil Evakuasi Juliana Marins, WN Brazil yang Jatuh di Gunung Rinjani

Ia mengakui bahwa proses evakuasi tidak berlangsung secepat harapan keluarga, karena medan yang tidak memungkinkan penggunaan helikopter. “Berbeda dengan Himalaya, medan Rinjani adalah tebing-tebing curam dan hutan tropis,” ujarnya.

Jaga Hubungan dengan Brazil

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: