Namun, jika harus membeli mobil listrik sebanyak 42 unit, biaya yang mesti dikelurkan bisa mencapai Rp 15.918.000.000 miliar.
Sebab, harga BYD M6 varian standard dibandrol dengan harga Rp 379 juta untuk on the road (OTR) Surabaya. Ini belum menghitung biaya perawatan mobil listrik.
Sehingga, pengadaan mobil listrik sistem sewa ini dinilai lebih menghemat anggaran. Yakni sekitr Rp 9 miliar atau Rp 9.366.000.000.
"Kontraknya satu tahunan. Desember sampai dengan Desember. Januari satu tahun sampai Januari berikutnya. Nah, lima unit ini uji coba dulu. Kalau lima unit ini sudah cocok, ya, Januari kita ambil lagi," kata Ali.
BACA JUGA:Berkas Suap Vonis Bebas Tiga Hakim PN Surabaya Dilimpahkan
BACA JUGA:Banjir Rob Ancam Pesisir Surabaya Selama Sepekan, Wilayah Mana Saja?
Sebelum pengadaan mobil listrik, pihaknya sudah menyiapkan infrastrukturnya, yakni tempat pengisian daya di lima titik bekerja sama dengan PLN dan BUMD Pemkot Surabaya.
Dua pengisian daya berada di Balai Kota, satu pengisian daya di Kantor Pemkot Surabaya, dan masing-masing satu unit pengisian daya di Siola dan YKP.
Pengadaan mobil listrik ini hanya diperuntukkan bagi kepala dinas di lingkungan Pemkot Surabaya.
Sedangkan untuk para camat masih menggunakan mobil operasional lama.
"Karena kondisi tahunannya (mobil operasional camat) masih baru," tutur Ali. (*)