BACA JUGA:Imbangi Kebijakan PPN12 Persen, Ada Diskon 50 Persen bagi pelanggan PLN
Meskipun, andai terdapat perlakuan berbeda seperti pemberian fasilitas tax holiday, pada sektor riil akan menekan tingkat pengembalian investasi (ROI).
Dalam skala lebih luas, imbas kebijakan itu juga dikhawatirkan merembet ke sektor usaha, terutama UMKM.
Jika pendapatan perusahaan di sektor ritel, manufaktur, dan UMKM menurun, langkah seperti efisiensi, pengurangan produksi, hingga penutupan usaha bisa menjadi pilihan yang tak terhindarkan. Itu dapat memperburuk kondisi ekonomi secara keseluruhan.
BACA JUGA:Puan Maharani: PPN 12 Persen Bisa Perburuk Ekonomi Rakyat
BACA JUGA:Surabaya Siap Hadapi PPN 12%, Insentif Sektor Properti hingga Mobil Listrik jadi Harapan!
JALAN TERJAL PERTUMBUHAN EKONOMI 8 PERSEN
Pertumbuhan ekonomi, menurut konsep ilmu ekonomi yang selama ini dipahami, merupakan indikator tingkat keberhasilan atau tidaknya suatu pemerintahan dalam menjalankan, mengelola, dan membangun negara.
Meski begitu, ada banyak faktor –baik di dalam negeri maupun di tataran global– yang menjadi faktor penentu.
Menurut pendapat ekonom Amerika Serikat (AS) sekaligus pemenang Nobel Ekonomi tahun 1971, Simon Kuznets, pertumbuhan ekonomi adalah suatu kenaikan kemampuan jangka panjang dari negara untuk menyediakan berbagai barang ekonomi kepada penduduknya.
BACA JUGA:Angin Sejuk Paket Ekonomi Sertai 12 Persen Kenaikan PPN
BACA JUGA:Resmi! Netflix dan Spotify akan dikenakan PPN sebesar 12 Persen Per 1 Januari 2025
Kemampuan tersebut akan tumbuh seiring dengan adanya perkembangan atau kemajuan teknologi dan penyesuaian kelembagaan serta ideologi.
Pertumbuhan ekonomi dicapai oleh tiga faktor.
Pertama, melalui peningkatan ketersediaan barang dan jasa yang stabil.
Kedua, melalui kemajuan teknologi. Itu menjadi faktor dalam pertumbuhan ekonomi yang menentukan derajat pertumbuhan kemampuan untuk penyesuaian aneka macam barang kepada penduduk.